Senandung Susno

id Senandung Susno

Drama lanjutan dari perseteruan mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji dengan almamaternya Mabes Polri, mulai melahirkan episode dramatis. Susno yang awalnya menjadi pluit terkait adanya makelar kasus di instansinya, akhirnya harus rela mencoba pengapnya ruang penjara karena dijebloskan satuannya sendiri yang bukan tidak mungkin mantan anak buahnya. Penangkapan jenderal bintang tiga ini, jelas membuat publik terhenyak. Bagaimana tidak, berkat "nyanyiannya" ternyata mampu mengantarkan sejumlah nama menjadi pesakitan. Namun anehnya, saat nyanyiannya menyerempet institusinya sendiri yang oleh banyak pihak dikatakan "perang bintang", ternyata angin berubah arah. Pluit yang telah ditiup Susno, tiba-tiba masuk angin dan sebagian angin dan mungkin air ludahnya, menerpa wajahnya. Susno yang "jujur", tak mau kompromo dan reformis di jajarannya, harus rela menghuni mantan sel yang pernah ditempati pimpinan KPK Bibit Slamet Riyanto- Chandra M Hamzah di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Episode pengungkapan hukum di negara hukum bernama Indonesia, dianggap sebagian kalangan telah terbalik dan aneh. Namun, memang itulah yang terjadi. Saksi menjadi tersangka dan tersangka menjadi saksi, adalah hal yang biasa. Justru yang tidak biasa adalah "pemeriksa saksi" yang harus menjadi tersangka. Pascapencopotannya sebagai Kabareskrim beberapa waktu lalu, Susno yang terlihat kalem, langsung menyanyikan "suara emasnya". Akibatnya, tujuh nama langsung diproses sebagai tersangka. Mereka tak hanya masyarakat umum, tapi juga ada yang pengacara, mantan diplomat, pengusaha, hakim dan penyidik sendiri. Namun kontroversi pasca "kasus Gayus" tak berhenti sampai Markus Pajak dengan aktor utama Gayus HP Tambunan, namun dia juga menyigi pada dugaan Markus pada PT Salma Arwana Lestari. Namun di sinilah, drama itu terjadi. Susno yang perwira tinggi, Susno yang kalem dan Susno yang berani, "dipaksa" menjadi korban pluitnya yang mengantar Susno ke Kelapa Dua. Jika masyarakat selalu berharap "kejatuhan bintang", namun dalam kasus Susno yang terjadi justru perang bintang yang membuat "bintang berjatuhan". Setidaknya, saat ini, ada tiga bintang yang bertabur berita akibat pluti Susno. Mulai dari Komjen Susno Duadji, Brigjen Edmond Ilyas dan Brigjen Raja Erizman. Akankah ada bintang lainnya, kita semua harus menunggu kelanjutannya. Semua pihak prihatin, semua pihak sedih dan semua pihak merasa paling benar dengan argumennya. Nah, sekarang timbul pertanyaan, siapa sebenarnya yang salah dan siapa pula yang benar dalam kasus itu? Masyarakat Indonesia sekarang harus menjadi penonton yang baik. Jika selama ini masyarakat terkesima dengan prestasi Polri yang berhasil membongkar jaringan narkotika lintas negara, bandit judi, terorisme dan lain sebagainya, maka sekarang terbalik. Masyarakat justru terkesima melihat "kisruh" yang melanda Mako Polri yang berawal dari nyanyian merdu dan sempritan pluit dari mulut Komjen Susno Duadji. ***