Kabupaten Lima Puluh Kota

id Kabupaten Lima Puluh Kota

Kabupaten Limapuluh Kota yang berbatasanlangsung dengan Provinsi Riau hinggasaat ini masih menggantungkan pertumbuhan perekonomiannya darisektor pertanian.Bupati Alis Marajo dan Wakil Bupati Asyirwan Yunus yang memimpin daerahtersebut sejak tiga tahun terakhir, sangat memahami benar hal itu. Karena itu, PemerintahKabupaten Limapuluh Kota terus berbenah untuk meningkatkan kualitas di bidangpertanian.

Bupati Limapuluh Kota, Alis Marajo beberapa waktu lalu mengatakan,kontribusi sektor pertanian terhadap Pertumbuhan Domestik Regional Bruto(PDRB) Kabupaten Limapuluh Kota, masih sangat mendominasi.

Besarnya dominasi sektor pertanianterhadap pertumbuhan ekonomi Limapuluh Kota itu dapat dilihat dari sisi PDRBmenurut lapangan usaha tahun 2007 sampai 2011. Dimana, sektor pertanian,memberi kontribusi sebesar 34,54 persen terhadap perekonomian denganpertumbuhan 5,95 persen.

Karena itu pula, menurut Alis Marajo,hingga kini Kabupaten Limapuluh Kota sebagaimana tercantum dalam Perda Nomor10 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005 sampai2025 merupakan daerah agraris yang berbasis agribisnis.

Badan Pusat Statistik menurut hasilSakernas pada tahun 2011 mencatat, sekitar 51 persen (81.569 orang) dari151.379 jumlah penduduk yang bekerja, menggantungkan hidupnya di sektorpertanian. Artinya, jika bukan karena sektor pertanian, angka pengangguran diLimapuluh Kota dipastikan mengalami peningkatan, kata Alis.

Bupati pun menyadari, sektor pertaniansesungguhnya tetap dihadapkan pada sejumlah ancaman serius. Mulai dari luaslahan pertanian yang terus menyusut akibat konversi lahan pertanian produktifke penggunaan non pertanian, sampai tekanan biaya hidup petani yang meningkat.

Faktual, hingga kini sektor pertaniantetap menjadi kantong kemiskinan. Menurut hasil PPLS 2012, sekitar 9,6 persenpenduduk miskin di daerah ini tinggal di perdesaan. Mudah diduga, sebagianbesar mereka adalah petani dan buruh tani, kata Alis.

Atas kondisi tersebut, Alis menyadari,membangun sektor pertanian yang kuat dan tangguh, guna mewujudkan masa depanpetani dan buruh tani yang lebih baik, merupakan sebuah keharusan.

Salah satu terobosan yang dapatdiharapkan untuk meningkatkan dan membantu memajukan taraf hidup petani diLimapuluh Kota adalah pelaksanaan sistem resi gudang. Diharapkan pada usia Limapuluh Kotake-172 menjadi moment untuk meningkatkan dan memajukan taraf hidup petani diLimapuluh Kota yang sekaligus akan berimbas pada peningkatan perekonomiandaerah secara umum.

KepalaDinas Koperasi UMKM dan Perindag Kabupaten Limapuluh Kota, Yunire Yunismanbeberapa waktu lalu menyebutkan, pada tahun 2013 ini Pemerintah KabupatenLimapuluh Kota dengan bantuan anggaran dari pusat akan membangun komplek gudangyang representatif berikut sarana prasarana yang dibutuhkan untuk menunjangsistem Resi Gudang yang rencananya akan dilaksanakan di daerah tersebut dalamwaktu dekat.

Kitamendapatkan anggaran sebesar 3 M untuk pembangunan gudang berikut saranapenunjang tersebut. Lokasi pembangunannya juga sudah ada, kata Yunire.

Menurutdia, lokasi pembangunan gudang itu berada di Jorong Ketinggian nagari SarilamakKecamatan Harau.Tepatnya disekitar komplek GOR Singa Harau, kata Yunire.

Diamengatakan pembangunan gudang itu sudah mulai dikerjakan sekitar bulan Juni lalu. Ditargetkan dalam waktu dekat gudang itusudah jadi dan kita bisa melangkah ke tahap selanjutnya, kata Yunire.

Yuniremenukuk, untuk melaksanakan sistem Resi Gudang di Kabupaten Limapuluh Kotatidak bisa secara instan dan terburu-buru. Perlu persiapan matang dan dukungansemua agar bisa terlaksana secara maksimal.

Setelahgudang berdiri, tidak serta merta sistem Resi Gudang ini segera dilaksanakan diLimapuluh Kota. Ada tahapan yang harus di lalui terlebih dahulu,katanya.

Dia memprediksi, sistem resi gudang itupaling cepat baru bisa terlaksana tahun 2014 mendatang.

Sebelum itu, menurut Yunire perlu adaupaya sosialisasi pada masyarakat agar memahami apa yang disebut sistem ResiGudang itu. Sosialisasi dipandang sangat perlu karena sistem Resi Gudang belumterlalu populer di kalangan masyarakat, terutama di Limapuluh Kota.

Sistemini dilakukan oleh Pemkab Limapuluh Kota, sudah jelas bertujuan untuk membantumeningkatkan taraf hidup masyarakat Limapuluh Kota, terutama petani. Namun apadan bagaimana penerapannya harus dipahami oleh masyarakat sendiri, katanya.

Yuniremengatakan, pelaksanaan sistem Resi Gudang telah diatur dalamUU no 9 tahun 2006Sistem Resi Gudang. Dalam UU dijelaskan tentang definisi, syarat dan segala halyang berkaitan dengan pelaksanaan Resi Gudang.

Sementara itu, Wakil Bupati Limapuluh Kota, Asyirwan Yunus mengungkapkan,system resi gudang tersebut direncanakan juga akan mengakomodir komoditasunggulan Limapuluh Kota yang selama ini seakan terpinggirkan, yaitu gambir.

Wabup mengatakan, dari 13 kecamatan yang ada di LimapuluhKota, hanya 7 Kecamatan yang tidak memiliki tanaman gambir. Gambarannya menurutAsyirwan, 80 persen produksi gambir dunia itu ada di Indonesia, 80 persengambir di Indonesia dihasilkan oleh Sumatera Barat dan 80 persen gambirSumatera Barat itu berasal dari 50 Kota.

Sayangnya, petani gambir di Limapuluh Kota belum bisamengecap kesejahteraan karena fluktuasi harga komoditi gambir ini, kataAsyirwan.

Dia mengatakan, harga minimal gambir agar petaninyasejahtera adalah 20 ribu/kg. Cara yang terbaik untuk menstabilkan harga ituadalah dengan campur tangan pemerintah melalui system Resi Gudang.

Wabup mengatakan, pihaknya telah berulang kali mengadakanpertemuan dengan pemerintah pusat. Dalam kesempatan itu, kita menggambarkanbahwa produksi gambir di Limapuluh Kota setiap tahun sekitar 17 ribu ton.Dengan asumsi harga 20 ribu/kg akan dibutuhkan anggaran sekitar 340 milliaruntuk membeli produksi petani dengan system resi gudang. Pemkab Limapuluh Kotatidak akan sanggup melaksanakannya jika hanya bergantung pada APBD. Karena itubutuh intervensi pemerintah pusat untuk melaksanakanya, kata Asyirwan.

Intervensi yang dimaksudkan itu misalnya dengan mengarahkan pengusaha bidangkosmetik, cat, ban atau industry lain yang berkaitan dengan gambir untukmembeli atau setidaknya bekerja sama dengan Kabupaten Limapuluh Kota.

Selain itu menurut Wabup, system Resi Gudang tersebut juga perlu dukungan berupa regulasi dan pembangunan infrastruktur yang memadai.Regulasi itu agar komoditi unggulan seperti gambir bisa terakomodir dalamsystem itu sementara infrastruktur sangat diperlukan untuk kelancarandistribusi.

Sementara itu, warga petani gambir di Limapuluh Kota jugamulai berinovasi agar produk mereka tidak tergantung pada harga pasar yangfluktuatif. Salah satu terobosan yang dilakukan saat ini adalah dengan mengolahgambir menjadi teh herbal dan biscuit.

Adalah Sukiman, warga Nagari Sialang Kecamatan Kapur IX yangmencoba melakukan eksprerimen menggunakan gambir. Da mencoba membuat biscuitdari gambir, saat ini dengan industri rumah tangga dia bisa menghasilkan 30 kgbiscuit gambir/hari.

Sukiman mengaku saat ini sedang berupaya untuk mencari pasarbiscuit gambir tersebut. Salah satu target pasarnya adalah supermarket.