KOMENTAR TOKOH MASYARAKAT TERHADAP KEPEMIMPINAN PASAMAN SAAT INI

id KOMENTAR TOKOH MASYARAKAT TERHADAP KEPEMIMPINAN PASAMAN SAAT INI

Ketua LKAAM Pasaman Yulius Tuanku Kalibasa : kian "tasingkok" dan semakin maju. Bukik tasingkok kabuik, bak rumah tasingkok balek, kambang tarampa paratian demikian Ketua LKAAM Pasaman Yulius Tuanku Kalibasa mengawali komentarnya mengenai Kabupaten Pasaman dimasa kepemimpinan Benny Utama Daniel yang memasuki tahun ketiga. Artinya, ditangan Benny Daniel, Kabupaten Pasaman dari waktu ke waktu semakin maju saja. Seluruh program yang dibuat oleh Bupati dan Wabup selalu mengutamakan kepentingan rakyat Pasaman seutuhnya. Jadi wajar kabupaten Pasaman kini jadi tasingkok dan maju. Begitupula perhatian Pemkab Pasaman, semakin tinggi terhadap ninik mamak. Untuk barisan ninik mamak saja, Pemkab Pasaman telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Kesatuan Hukum Adat Nomor 13 Tahun 2011 tentang kesatuan masyarakat hukum adat di Kabupaten Pasaman. Dalam posisi ini, Barisan ninik mamak di Pasaman ibarat Pinang dibaliakkan ka tampuak, Siriah di baliakkan ka gagangnyo, yang berarti segala fungsi ke adatan di kembalikan ka barisan ninik mamak. Perda tersebut juga merupakan salah satu Perda yang terbaik di Provinsi Sumatera Barat, terangnya. Prof Yasri, Putra Kabupaten Pasaman: Program Pendidikan, Oke! Prof Yasri yang merupakan putra Rao, Kabupaten Pasaman yang kini menjadi dosen di Universitas Negeri Padang (UNP), melihat bahwa tiga tahun kepemimpinan duet Benny Utama Daniel Lubis, sudah banyak terobosan yang dilakukan. Khusus terobosan di bidang pendidikan, patut diacungi jempol. Program satu jorong, satu PAUD, merupakan langkah berani untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan sejak anak usia dini. Begitu pun dengan membangun minimal satu SLTA di setiap kecamatan, pendidikan gratis 12 tahun, serta Bimbel gratis. Semuanya sangat bagus. Hanya saja, program bagus jika tidak ditindaklanjuti dengan pengawasan yang ketat, maka hasilnya belum tentu sesuai harapan. Kehadiran program ini sekaligus mendatangkan pekerjaan rumah baru bagi aparatur Pemkab Pasaman dikemudian hari. Pekerjaan rumah dimaksud, dibeberkan Yasri, di antaranya pada PAUD. Satu jorong memiliki satu PAUD, sudah sangat ideal. Hanya saja, jika pengelola PAUD tidak pro aktif, bisa saja PAUD-nya tanpa murid. Hal ini disebabkan dengan situasi dan kondisi orang tua murid. Misalnya, tetap perlu adanya cara terbaik untuk jemput dan antar murid. Usia PAUD adalah usia anak yang masih sangat kecil, sementara situasi orang tua mereka, bisa saja harus bekerja ke sawah atau ladang setiap pagi. Ini bisa saja menyulitkan mereka, katanya sembari menyebutkan, jika pengelola PAUD tidak proaktif, maka kehadiran PAUD tersebut bisa saja tidak akan bermakna dikemudian hari. Kehadiran satu kecamatan minimal satu SLTA merupakan langkah yang sangat maju. Kehadiran sekolah tersebut juga harus diikuti dengan menjaga kualitas tenaga pendidik. Jangan sampai, sekolah berdiri, namun tenaga pendidiknya tak bisa diandalkan, akibatnya konsentrasi pelajar dan orang tuanya tetap mengincarkan sekolah favorit. Jika kualitasnya merata, ini akan sangat bermanfaat untuk peningkatan SDM masyarakat Kabupaten Pasaman. Pendidikan gratis 12 tahun luar biasa. Hanya saja, lantaran keuangan daerah sangat terbatas, bisa saja dimulai terlebih dahulu tetap dengan patokan skala prioritas. Artinya, jangan pukul rata dulu, tetapi pilih dan pilah. Setidaknya dimulai dari anak-anak yang benar-benar tidak dan kurang mampu terlebih dahulu. Langkah jangka pendek memberikan Bimbel gratis bagi mereka yang akan tamat SD, SLTP dan SLTA, sangat baik. Namun demikian, untuk jangka panjang, khusus bagi siswa yang akan menyelesaikan pendidikan SLTA, sebaiknya tak hanya sekadar Bimbel gratis, namun lebih dari itu; mengawal mereka sejak kelas I hingga kelas III. Prof Yasri menyebutkan, bagi siswa kelas III SLTA mengikuti Bimbel hanya untuk ujian masuk perguruan tinggi, namun untuk masa depan, formasi di perguruan tinggi negeri akan berbeda. Saringan untuk calon mahasiswanya justru melalui penelusuran minat dan bakat, didasarkan pada nilai sejak kelas I hingga kelas III, yang selama ini dikenal sebagai mahasiswa undangan. Yasri mengaku senang dan bangga ketika mengetahui bahwa setiap tahun selalu menunjukkan peningkatan jumlah lulusan SLTA di Kabupaten Pasaman yang diterima perguruan tinggi negeri. Akan lebih bangga dan membahagiakan lagi jika peningkatan tersebut terjadi untuk kategori mahasiswa undangan. Indikator mahasiswa undangan tersebut adalah anak-anak yang secara konsisten berhasil meningkatkan nilai setiap semester, katanya.