Puasa, Tarbiyah Diri dan Sosial

id Puasa, Tarbiyah Diri dan Sosial

Puasa, Tarbiyah Diri dan Sosial

Karsini Kepala Divisi Program

Minggu pertama Ramadhan kembali menyapa kita. Bulan yang malam harinya selalu hidup dengan aktifitas ibadah para hamba Allah. Mengharapkan ampunan dan pahala yang berlipat. Siang harinya diisi dengan puasa untuk mengajarkan hamba arti sebuah pengendalian diri. Ramadhan bulan tarbiyah bagi kita semua, tarbiyah diri dan tarbiyah sosial. Untuk tarbiyah diri, kita akan berlomba untuk meningkatkan ibadah pribadi. Shalat wajib yang biasanya di rumah sekarang banyak di masjid, shalat sunah diperbanyak, membaca Al Quran seolah menjadi sebuah kewajiban. Yang biasanya hanya sekedar lalu saja, sekarang punya target khatam. Trend positif yang dilakukan sebagian besar umat muslim di bulan Agung ini juga menjadi momen tarbiyah sosial. Terbukti dengan bertambahnya intensitas orang yang menyalurkan zakat, infak, dan wakafnya. Memberi santunan kepada anak yatim, ta'jil kepada tetangga dan banyak kebaikan lainnya. Bagaikan sebuah kurva, memasuki bulan ramadhan kurva kebajikan akan naik drastis, namun setelah takbir idulfitri berkumandang kurvanya juga akan turun. Pertanyaannya, apakah kita akan menjadi orang-orang yang akan mengalami penurunan kurva tersebut? Atau sebaliknya kurva kita akan terus menanjak. Karena ramadhan dijadikan awal dari perjuangan untuk melakukan perbaikan diri. Dari Abu Hurairah, Ia berkata : bahwa Rasulullah telah bersabda Puasa itu perisai. Apabila salah satu di antara kalian berpuasa hendaklah ia tidak berkata keji dan membodohi dia. Jika ada seseorang memerangi atau mengumpatnya, maka hendaklah ia mengatakan Sesengguhnya aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Sesungguhnya bau mulut yang keluar dari orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Alloh dari pada bau kasturi.Orang berpuasa itu meninggalkan makanan dan minumannya untuk diri-Ku (Allah).Maka puasa itu untuk diri-Ku dan Aku (Allah) sendiri yang akan memberikan pahala karenanya. Kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya (HR. Al Bukhari). Begitu banyak keutamanan puasa yang Allah berikan kepada kita semua bahkan bab puasa ini adalah ibadah yang Allah sendiri menjadi juri atas apa yang kitalakukan. Ibadah rahasia yang hanya diri kita dan Allah yang mengetahui sejauh mana usaha maksimal yang kita lakukan untuk menahan diri dari segala larangan-Nya dan mentaati segala perintah serta menjalankan sunnah. Mari berlomba menjalankan Ramadhan kali ini dengan usaha maksimal, biarlah Allah yang akan membalas ibadah kita dengan sesempurna penilaian. Selamat menjalankan ibadah Ramadhan, semoga Ramadhan ini menjadi tarbiyah diri dan sosial terbaik kita, sehingga kita mampu benar-benar menjadi pribadi lebih baik pasca ramadhan nanti. (*)