Warga Pekanbaru Keluhkan Aktivitas Terhambat Akibat Asap

id Warga Pekanbaru Keluhkan Aktivitas Terhambat Akibat Asap

Pekanbaru, (Antara) - Warga Kota Pekanbaru mengeluhkan aktivitasnya di luar rumah terhambat akibat kabut asap yang kembali menyelimuti kota tersebut karena takut berdampak buruk terhadap kesehatan. Ibrahim (25), mengatakan biasanya dia berolahraga setiap hari Sabtu sore di kampus Univeritas Riau. Namun, kini dia terpaksa tetap berada di rumah karena asap yang menyebabkan kualitas udara tidak sehat. "Biasanya saya suka menghabiskan waktu dengan olahraga ringan, tapi sekarang lihatlah, asap kembali lagi. Saya tidak tahu sampai kapan asap ini terus ada. Saya pikir sudah hilang karena sekarang sudah mulai memasuki musim hujan," katanya di Pekanbaru, Sabtu. Ibrahim sendiri merasa heran dengan kondisi Riau yang terus mengalami kondisi ini berkali-kali. Sepengetahuannya, sejak awal tahun 2014 hingga saat ini sudah empat kali asap menyelimuti Riau. "Saya heran bagaimana bisa asap kembali menyelimuti Pekanbaru. Rasanya ini sudah banyak kali asap menyelimuti kota Pekanbaru," ujarnya yang juga merupakan salah satu mahasiswa Universitas Riau. Warga lainnya, Ria Dinata (28), berharap agar segera dilakukan tindakan cepat dan masif agar warga Pekanbaru tidak lagi terus menghirup udara tidak sehat. Saat ini, katanya, tingkat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada level 153 Psi (tidak sehat). "Saya berharap janganlah sampai kita terus menerus menghirup udara yang beracun ini. Pemerintah harusnya bersikap lebih tegas, cepatlah diusut siapa dibalik semua ini," ucapnya. Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo melalui surat elektroniknya kepada Antara mengatakan berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Sabtu (11/10) pukul 05.00 WIB, tercatat 147 titik api di Sumatera. "Di Riau terdeteksi 22 titik api. Kabupaten Pelalawan 8, Bengkalis 2, Kampar 3, Rohul 1, Siak 1, Inhu 4, dan Meranti 3 titik api," katanya. Jarak pandang di Pekanbaru, lanjut dia, terbatas sejauh 800 meter. Di daerah Rengat dan Kota Dumai masing-masing 1 dan 2 km, paling parah di Kabupaten Pelalawan hanya 200 meter. (*/sun)