LKKPN Pekanbaru dan Pemkot Padang ekspedisi wisata di Kawasan Konservasi Pulau Pieh
Padang (ANTARA) - Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru dan Pemerintah Kota Padang, melakukan ekspedisi wisata pulau-pulau kecil di Kawasan Konservasi Pulau Pieh, yang masuk ke dalam administrasi Kota Padang, pada Sabtu.
“Ekspedisi pulau-pulau kecil ini sebagai bentuk kolaborasi antara LKKPN Pekanbaru dan Pemkot Padang, dalam mengenalkan potensi wisata bahari, yang ada di dalam Kawasan Konservasi Pulau Pieh,” kata Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmat Irfansyah.
Ia menambahkan, Kawasan Konservasi Pulau Pieh terdiri dari lima pulau kecil , yang tiga diantaranya berada di wilayah administrasi Kota Padang, yaitu Pulau Toran, Pulau Air, dan Pulau Pandan.
“Hari ini kami akan melintasi Pulau Toran dan Pulau Air, serta menikmati keasrian alam dan aktivitas konservasi di Pulau Pandan,” sebutnya.
Di Pulau Pandan katanya, wisatawan dapat melihat monitoring penyu seperti aktivitas penyu mendarat dan bertelur pada malam hari, hingga merilis tukik saat telur sudah menetas.
“Di Pulau Padan ada tiga jenis penyu yang datang untuk bertelur yakni penyu sisik, lekang dan penyu hijau,” ungkapnya.
Selain jadi tempat penyu bertelur, di Pulau Pandan juga terdapat bangunan peninggalan Belanda berupa bekas pabrik kapur yang terbuat dari karang, yang dapat digunakan untuk menetralisir keasaman tanah.
“Untuk pecinta wisata yang menantang, Pulau Pandan juga dapat dijadikan sebagai wisata bertahan hidup atau survival island,” katanya.
Wali Kota Padang Hendri Septa yang ikut dalam ekspedisi menuturkan dirinya tidak menyangka Kota Padang, memiliki harta kekayaan yang luar biasa, yang ada di Kawasan Konservasi Pulau Pieh. Hal ini menurutnya, bagian dari program unggulan dalam peningkatan pariwisata Kota Padang, salah satunya mewujudkan wisata pulau-pulau kecil.
“Ekspedisi ini adalah jawaban dari doa dan harapan kami, dalam mengembangkan wisata pulau-pulau kecil yang istimewa di Kota Padang, seperti Pulau Pandan yang sangat terjaga keindahan pulau dan lautnya” ujar Hendri.
Hendri Septa berharap kunjungan ke Pulau Pandan dapat menjadi kunjungan wisata yang unik dan istimewa, bagi masyarakat dan wisatawan dengan adanya aktivitas konservasi dan peninggalan sejarah dari Belanda.
“Ini harus dijaga karena ini adalah peninggalan bersejarah dari nenek moyang untuk kita dan anak cucu kita,” jelasnya.
Selain menyisir pantai, rombongan ekspedisi wisata pulau-pulau kecil ini juga melakukan aksi bersih pantai, dengan memungut sampah yang ditemui di tepian Pulau Pandan. Mereka juga diberikan edukasi konservasi penyu, melihat bangunan bersejarah yang berada di tengah pulau, serta mencicipi kesegaran kelapa muda yang menjadi vegetasi khas di sana.
“Ekspedisi pulau-pulau kecil ini sebagai bentuk kolaborasi antara LKKPN Pekanbaru dan Pemkot Padang, dalam mengenalkan potensi wisata bahari, yang ada di dalam Kawasan Konservasi Pulau Pieh,” kata Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmat Irfansyah.
Ia menambahkan, Kawasan Konservasi Pulau Pieh terdiri dari lima pulau kecil , yang tiga diantaranya berada di wilayah administrasi Kota Padang, yaitu Pulau Toran, Pulau Air, dan Pulau Pandan.
“Hari ini kami akan melintasi Pulau Toran dan Pulau Air, serta menikmati keasrian alam dan aktivitas konservasi di Pulau Pandan,” sebutnya.
Di Pulau Pandan katanya, wisatawan dapat melihat monitoring penyu seperti aktivitas penyu mendarat dan bertelur pada malam hari, hingga merilis tukik saat telur sudah menetas.
“Di Pulau Padan ada tiga jenis penyu yang datang untuk bertelur yakni penyu sisik, lekang dan penyu hijau,” ungkapnya.
Selain jadi tempat penyu bertelur, di Pulau Pandan juga terdapat bangunan peninggalan Belanda berupa bekas pabrik kapur yang terbuat dari karang, yang dapat digunakan untuk menetralisir keasaman tanah.
“Untuk pecinta wisata yang menantang, Pulau Pandan juga dapat dijadikan sebagai wisata bertahan hidup atau survival island,” katanya.
Wali Kota Padang Hendri Septa yang ikut dalam ekspedisi menuturkan dirinya tidak menyangka Kota Padang, memiliki harta kekayaan yang luar biasa, yang ada di Kawasan Konservasi Pulau Pieh. Hal ini menurutnya, bagian dari program unggulan dalam peningkatan pariwisata Kota Padang, salah satunya mewujudkan wisata pulau-pulau kecil.
“Ekspedisi ini adalah jawaban dari doa dan harapan kami, dalam mengembangkan wisata pulau-pulau kecil yang istimewa di Kota Padang, seperti Pulau Pandan yang sangat terjaga keindahan pulau dan lautnya” ujar Hendri.
Hendri Septa berharap kunjungan ke Pulau Pandan dapat menjadi kunjungan wisata yang unik dan istimewa, bagi masyarakat dan wisatawan dengan adanya aktivitas konservasi dan peninggalan sejarah dari Belanda.
“Ini harus dijaga karena ini adalah peninggalan bersejarah dari nenek moyang untuk kita dan anak cucu kita,” jelasnya.
Selain menyisir pantai, rombongan ekspedisi wisata pulau-pulau kecil ini juga melakukan aksi bersih pantai, dengan memungut sampah yang ditemui di tepian Pulau Pandan. Mereka juga diberikan edukasi konservasi penyu, melihat bangunan bersejarah yang berada di tengah pulau, serta mencicipi kesegaran kelapa muda yang menjadi vegetasi khas di sana.