Wamendikbud: PKBM Perlu Direvitalisasi

id Wamendikbud: PKBM Perlu Direvitalisasi

Wamendikbud: PKBM Perlu Direvitalisasi

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan Musliar Kasim. (Antara)

Jakarta, (Antara) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan perlu dilakukan revitalisasi terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). "Ada dua hal yang perlu direvitalisasi yakni mutu dan keberlangsungannya," ujarnya saat membuka seminar internasional pendidikan berkelanjutan di Jakarta, Rabu. PKBM merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat yang bertujuan tidak hanya memberantas buta aksara, tetapi juga pemberdayaan. PKBM berada dibawah bimbingan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). "Jadi orang tua tidak hanya diajar untuk membaca, tetapi ada kewirausahaan. Kalau orang tua hanya diajar membaca saja, untuk apa? Mereka tidak mau datang ke PKBM. Untuk itu perlu ada nilai tambahnya," terang dia. Wamendikbud mengatakan PKBM bisa dikatakan berhasil jika mempunyai dampak kolektif terhadap individu, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. "PKBM yang berhasil itu ditandai tumbuhnya komunitas kecil di masyarakat." Dia menambahkan PKBM merupakan pendidikan nonformal yang tumbuh dalam masyarakat. Untuk itu perlu diberi penghargaan terhadap upaya belajar masyarakat. Meskipun demikian, sambung dia, PKBM belum mempunyai standar kegiatan belajar-mengajar. "Kami sedang menyusun standarnya, tetapi tidak kaku. Tidak mesti nanti PKBM harus ada meja kursi," katanya. Jumlah buta aksara di Tanah Air mencapai 3,6 juta jiwa atau 4,3 persen dari penduduk berumur 15-59 tahun. "Jumlah itu turun dibandingkan dengan persentase rata-rata nasional berdasarkan sensus penduduk pada 2010 mencapai 5,02 persen dari jumlah penduduk di Indonesia yakni sebanyak 7,5 juta jiwa," katanya. Salah satu strategi Kemdikbud memberantas buta aksara yakni melalui PKBM yang berjumlah 9.200 unit di seluruh Tanah Air. (*/jno)