ILO-ADB Publikasikan Penelitian Pasar Tenaga Kerja MEA

id ILO-ADB Publikasikan Penelitian Pasar Tenaga Kerja MEA

Jakarta, (Antara) - Badan Perburuhan Internasional (ILO) dan Bank Pembangunan Asia (ADB) mempublikasikan penelitian terbaru terkait potensi dan tantangan ketenagakerjaan di Asia Tenggara pada saat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan 2015. Publikasi penelitian yang bertajuk "Komunitas ASEAN 2015: Mengelola integrasi untuk kesempatan kerja yang lebih baik dan kesejahteraan bersama" diluncurkan ILO dan ADB di Jakarta, Rabu, dan dihadiri Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh. Terkait pasar ketenagakerjaan di bawah skema MEA, menurut penelitian tersebut integrasi ASEAN berpotensi memberikan 14 juta lapangan kerja tambahan dan meningkatkan kehidupan 600 juta penduduk yang tinggal di kawasan ASEAN. Asisten Direktur Jenderal dan Direktur Regional Asia-Pasifik ILO, Yoshiteru Uramoto, mengatakan potensi tersebut bisa didapatkan oleh semua negara anggota ASEAN jika langkah nyata dilakukan dengan efektif, seperti membuat berbagai kebijakan dan institusi-institusi yang mendukung inklusifitas dan pembangunan yang merata. "Pada akhirnya rencana ASEAN untuk integrasi kawasan yang lebih besar akan dinilai berdasarkan seberapa banyak hal itu memeberikan keuntungan bagi pekerja biasa baik laki-laki maupun perempuan di dalam kawasan Asia Tenggara," kata Uramoto. Oleh karena itu untuk mengatasi ketimpangan pembangunan di antara negara-negara ASEAN, diperlukan peningkatan kualitas, ruang lingkup dan keberlanjutan dari proteksi sosial dengan membuat sebuah skema nasional jaminan sosial bagi semua penduduk. Penelitian ILO-ADB tersebut juga mengindikasikan area lain yang perlu diprioritaskan, termasuk manajemen yang tegas dalam perubahan struktural, keselarasan kebijakan nasional di antara sektor yang berbeda, penguatan kerja sama regional dan implementasi komitmen yang telah disepakati, dan penguatan institusi ketenagakerjaan. Terkait penguatan institusi ketenagakerjaan, ILO dan ADB merekomendasikan pengaturan upah, dukungan bagi perusahaan kecil, pembuatan sistem standarisasi keterampilan yang lebih efisien, serta pendidikan dan pelatihan bagi angkatan kerja. "Pembuat kebijakan jangan sampai melewatkan kesempatan ini sehingga harus memastikan keuntungan dari integrasi kawasan harus dapat dinikmati oleh semua," kata Uramoto. ILO dan ADP juga memprediksi permintaan untuk pekerja sangat terlatih akan meningkat setelah MEA diberlakukan, saat itu diproyeksikan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi akan tumbuh 41 persen atau 14 juta lapangan kerja tersedia bagi penduduk di sepuluh negara anggota ASEAN. Namun, penelitian tersebut juga memprediksi kekurangan keterampilan dan ketidakcocokan antara pekerjaan dan keterampilan yang dimiliki akan meningkat yang disebabkan oleh ketersediaan dan kualitas pendidikan serta pelatihan yang tidak memadai. Direktur Integrasi Ekonomi Kawasan ADB, Arjun Goswami, mengatakan negara-negara anggota ASEAN harus menyadari hubungan yang saling berkaitan antara pendidikan dan pasar tenaga kerja untuk kemudian berusaha meningkatkan jumlah pekerja terampil. "Investasi untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pembanguan di ASEAN," kata Goswami. (*/jno)