74 Peserta Bimtek SKKNI Pariaman Lulus Sertifikasi

id Bimtek

74 Peserta Bimtek SKKNI Pariaman Lulus Sertifikasi

Bimbingan Teknis (Bimtek). (Antara)

Pariaman, (Antara Sumbar) - Sebanyak 74 peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di Kota Pariaman, Sumatera Barat, dinyatakan lulus sertifikasi oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Medan, Sumut.

"Awalnya terdapat 80 peserta Bimtek asal Kota Pariaman dan Kabupaten Padangpariaman, namun ada beberapa yang dinyatakan tidak lulus," kata Kepala Dinas Komunikasi setempat, Yalvi Endri, di Pariaman, Kamis.

Peserta yang tergabung, ujarnya diutamakan para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Diploma I, II, III, dan Strata satu bidang informatika, dan komputer.

Ia menjelaskan setelah menerima sertifikat dari lembaga tersebut, para peserta akan lebih mudah dalam mencari pekerjaan sesuai kompetensi yang dimiliki.

Bagi peserta yang belum disertifikasi ujar dia, pemerintah setempat telah melakukan nota kesepahaman dengan BBPPKI Medan, Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk sinergitas dan keberlanjutan program tersebut.

"Peserta yang belum lulus masih memiliki kesempatan sesuai dengan jadwal yang dilaksanakan, sehingga peluang dunia pekerjaan masih terbuka lebar," kata dia.

Kepala BBPPKI Medan, Ibrar Samekto mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pelatihan, pembekalan kepada calon tenaga kerja sehingga memiliki sertifikat yang diakui dunia kerja.

Selain bertujuan memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada calon pencari kerja, sebutnya sertifikasi kompetensi merupakan salah satu upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika mengimplementasikan program Indonesia Kerja.

Sehingga, tambahnya para pencari kerja yang telah dibekali kemampuan, materi dan sertifikasi mampu memiliki daya saing dalam dunia kerja.

Ia menjelaskan berdasarkan hasil kajian McKinsley Global Intitute (MGI) yang juga diolah Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 menyatakan Indonesia memiliki potensi menjadi negara ekonomi terbesar ke tujuh dunia pada 2030.

"Hasil kajian itu membutuhkan tenaga kerja kurang lebih 113 juta tenaga terampil, namun sayangnya tenaga kerja Indonesia masih didominasi lulusan SMA/SMK sederajat," sebutnya.

Oleh karena itu, lanjutnya perlu adanya pembekalan, pelatihan, dan pemberian sertifikasi kepada calon tenaga kerja produktif di Indonesia. (*)