Mensos Deklarasikan Indonesia Bebas Anak Jalanan 2017

id Anak Jalanan

Mensos Deklarasikan Indonesia Bebas Anak Jalanan 2017

Bocah ini masih mengais rezeki di bawah traffic light Jalan Veteran. Mereka mengamen di tiap-tiap kendaraan yang berhenti di lampu merah. si bocah yang difoto tengah menghitung hasil kerjanya sejak tadi pagi, Mensos bertekad pada 2017 pemandangan ini akan hilang.Foto : Str/iggoy elfitra ()

Jakarta, (Antara Sumbar) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bersama ratusan anak-anak mendeklarasikan menuju Indonesia Bebas Anak Jalanan 2017 di Silang Monas Barat Daya (Patung Kuda) Jakarta Pusat, Minggu.

"Sebenarnya deklarasi bebas anak jalanan sudah kita lakukan sejak 2015, tapi kegiatan ini untuk memperkuat tekad kita agar akhir 2017 Indonesia Bebas Anak Jalanan," kata Mensos.

Mensos mengatakan deklarasi sudah dilakukan bersama sejumlah kepala daerah dan koordinasi terus dilakukan.

Pembacaan deklarasi untuk tidak kembali ke jalan yang dibacakan oleh dua perwakilan anak. Sebelumnya Mensos juga menari bersama anak-anak untuk menyemarakkan suasana.

Jumlah anak jalanan pada 2015 sebanyak 33.400 anak tersebar di 16 Provinsi. Sedangkan Anak jalanan yang mendapatkan layanan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) baru mencapai 6.000 pada 2016.

Mensos mengatakan jumlah anak jalanan tertinggi di DKI Jakarta sebanyak 7.600 anak, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah sebanyak 5.000-an anak dan 2.000-an anak di Jawa Timur.

Mensos mengatakan situasi dan kondisi jalanan sangat keras dan membahayakan bagi kehidupan anak-anak. Ancaman kecelakaan, eksploitasi, penyakit, kekerasan, perdagangan anak, dan pelecehan seksual sering mereka alami. Kondisi ini juga sangat rentan terhadap pelanggaran bagi hak anak yang menjadi komitmen nasional maupun internasional.

Dia mengatakan penanganan anak jalanan merupakan merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota.

"Yang paling utama adalah keluarga, karena masalah anak turun ke jalan paling banyak karena masalah keluarga," ujar Mensos. (*)