PBB: Kiriman Pangan Pertama Tiba di Sudan Selatan

id PBB: Kiriman Pangan Pertama Tiba di Sudan Selatan

PBB, New York, (Antara/Xinhua-OANA) - Delapan-belas truk yang mengangkut 800 metric ton makanan --cukup untuk memberi makan 45.000 orang selama satu bulan-- tiba di Sudan Selatan melalui Sudan pada Senin (10/11). Peristiwa itu menandai pembukaan koridor kemanusiaan yang diharapkan akan memungkinkan pengiriman bantuan yang banyak dibutuhkan oleh negara yang dirongrong pertempuran tersebut, kata seorang juru bicara PBB kepada wartawan di Markas PBB, New York, Senin. "Program Pangan Dunia (WFP) menyambut baik kedatangan dengan selamat rombongan pertama bantuan pangan yang dikirim melalui Sudan ke Sudan Selatan," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq, dalam taklimat harian di Markas PBB, New York, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa. "Operasi lintas-perbatasan saat ini akan menyaksikan WFP menggunakan truk dan tongkang sungai untuk mengirim sebanyak 4.659 metric ton makanan untuk memberi makan sebanyak 275.000 orang selama satu bulan di berbagai wilayah di bagian utara Sudan Selatan." Pada Senin pagi, Direktur WFP di Sudan Selatan Joyce Luma berkata, "Pembukaan kembali koridor kemanusiaan ini dari Sudan akan membantu mengurangi ketergangan sangat besar pada operasi udara, yang mahal, untuk menyediakan bantuan ke daerah yang terpengaruh konflik di Sudan Selatan." Pengiriman bantuan lewat udara penting dalam memberi bantuan makanan secara berkelanjutan ke daerah terpencil tapi biayanya enam sampai tujuh ali lebih tinggi dibandingkan dengan pengiriman dengan menggunakan tongkang atau lewat darat. Pengiriman pada Senin dilakukan melalui penyeberangan ke dalam wilayah Sudan Selatan dari Kosti, Kota di pinggir Sungai White Nile di bagian barat Sudan. "Ini memungkinkan WFP dan mitra untuk mengirim bantuan pangakan buat orang yang lebih rentan dan sangat membutuhkannya," kata Luma. Sejak awal krisis di Sudan Selatan pada Desember 2013, WFP telah mengirim bantuan gizi dan makanan penyelamat nyawa untuk 2,5 juta orang. (*/sun)