Meshaal Kunjungi Gaza Jumat

id Meshaal Kunjungi Gaza Jumat

Kota Gaza, (ANTARA/AFP) - Pemerintah Hamas di Jalur Gaza memastikan Kamis bahwa ketua politbiro gerakan itu Khaled Meshaal akan berada di wilayah pesisir tersebut pada Jumat untuk merayakan peringatan ulang tahun ke-25 Hamas. Lawatan itu akan menjadi kunjungan bersejarah Meshaal, yang lahir di Tepi Barat namun tidak mengunjungi wilayah-wilayah Palestina sejak ia pergi ke tempat pengasingan setelah Perang Enam Hari 1967. Ia dijadwalkan mengunjungi Gaza pada awal tahun ini, namun lawatan itu tidak pernah terwujud. Hamas "mengumumkan bahwa Khaled Meshaal, ketua politbiro, akan berkunjung besok, 7 Desember, untuk mengambil bagian dalam perayaan HUT ke-25 gerakan itu", kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri dalam sebuah pernyataan. Selama kunjungan itu, Meshaal akan bertemu dengan anggota-anggota sejumlah gerakan Palestina dan penduduk Gaza, "serta para wakil dari keluarga syuhada, tahanan dan mereka yang terluka dalam agresi terakhir Israel terhadap Gaza", kata pernyataan itu. Kunjungan itu, kata Abu Zuhri, merupakan "buah kemenangan perlawanan atas pendudukan". Lawatan Meshaal itu dilakukan setelah gencatan senjata yang mengakhiri konflik delapan hari antara Israel dan kelompok-kelompok pejuang Gaza. Kekerasan sepekan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel, dan menewaskan 174 orang Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel -- empat warga sipil dan dua prajurit. Hamas merayakan ulang tahunnya pada 14 Desember, namun perayaan itu dilaksanakan lebih awal dengan pawai besar pada Sabtu, dan Mashaal akan menyampaikan pernyataan pada saat itu. Hamas, yang didirikan pada 1987 tak lama setelah meletusnya intifada atau pemberontakan pertama terhadap penduduk Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza, diilhami oleh Ikhwanul Muslimin Mesir. Piagam Hamas menetapkan penghancuran Israel dan pembentukan sebuah negara Islam sesuai dengan perbatasan pra-1948 Mandat Palestina Inggris. Pada 2006, Hamas menang besar dalam pemilihan umum Palestina, mengalahkan partai Fatah yang telah lama mendominasi yang dipimpin oleh Presiden Mahmud Abbas. Namun, pemilu itu berbuntut pada perseteruan antara kedua kelompok pejuang tersebut. Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari. Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi. Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (*/sun)