Petani Diajak Gunakan Pestisida Alami Lokal

id Petani Diajak Gunakan Pestisida Alami Lokal

Sarilamak, (Antara) - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota mengajak para petani setempat untuk menggunakan pestisida alami temuan putra daerah untuk menghemat biaya serta pemakaian yang praktis. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Limapuluh Kota Zulhikmi di Sarilamak, Sabtu, mengatakan, dikala mahalnya biaya produksi pertanian saat ini sehingga pestisida yang diciptakan Martawela dari Kecamatan Pangkalan ini bisa menjadi sebuah solusi untuk mengusir hama dari tanaman. "Selain tidak membahayakan bagi manusia, temuan alamiah ini sangat bagus untuk dipraktikan oleh para petani di berbagai macam tanaman yang sedang digarap," katanya. Ia mengatakan, temuan dari salah seorang pemudi berbakat di daerah Limapuluh Kota ini memang belum begitu tersosialisasi di kalangan petani. Namun, bagi masyarakat yang kiranya sudah mulai tahu dianjurkan untuk mencobanya menyusul pemakaian yang cukup praktis dan hasil yang bagus serta bermanfaat bagi pemakai. "Paling tidak, penggunaan pestisida ini bisa dimulai dari warga sekitar penemu ini. Diharapkan lama-kelamaan dapat diketahui oleh para petani di kawasan lainnya," katanya. Sementara itu, Kepala Bidang Pemuda Disporabudpar Limapuluh Kota Anhar menambahkan, pestisida temuan lulusan SMK Pangkalan ini terbuat dari bahan yang sangat alami seperti daun sirih, gambir, jahe dan lainnya. Setiap ramuan dalam takaran tertentu itu direbus dan nanti airnya yang akan disemprotkan dengan pompa ke sekitar tumbuh-tumbuhan petani. Berdasarkan dari uji coba yang dilakukan pada laboratorium, katanya, memang menunjukkan hasil yang bagus untuk mengusir hama dari berbagai tanaman. "Tak heran, penemuan ini pada tahun kemarin menjadi utusan kami ke tingkat nasional setelah berhasil meraih juara satu di tingkat Sumbar dalam penilaian pemuda berbakat dalam bidang teknologi tepat guna," katanya. Ia mengatakan, meskipun belum berhasil mendapatkan peringkat terbaik di ajang nasional, namun penemuan ini bukan berarti kurang bagus dibandingkan yang lainnya. Hanya saja tingkat sosialisasi yang belum menyebar sehingga masyarakat juga belum begitu yakin dan mengenali temuan ini. "Kami hanya kalah dari tingkat sosialisi, kalau mutu dan kualitas temuan pemuda ini cukup bagus menurut penilaian nasional," katanya. (*/zik/jno)