Parik Malintang (ANTARA) - Harga pinang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mengalami kenaikan sekitar Rp10 ribuan perkilogram menjadi Rp15 ribu perkilogram pasca anjlok beberapa tahun dengan kisaran harga dari Rp2,5 ribu sampai Rp5 ribu perkilogram.
"Harga pinang naik sekitar tiga bulan ini, harga paling rendah sekarang Rp13 ribu yang tertingginya bisa Rp15 ribu perkilogram, tergantung kondisi pinang," kata salah seorang pengepul komiditas tersebut Adrianto (40) di Kecamatan V Koto Timur, Sabtu.
Ia mengatakan sebelumnya pengepul hanya bisa membeli pinang di Padang Pariaman paling tinggi seharga Rp4 sampai Rp5 ribu perkilogram karena rendahnya permintaan pasar serta diduga terjadinya perang di luar negeri sehingga mengganggu jalur distribusi.
Hal tersebut, lanjutnya terjadi sekitar dua sampai tiga tahun sehingga banyak petani tidak tertarik memanen dan menjual pinangnya karena dipastikan akan merugi. Padahal sebelumnya harga komoditas itu di daerah tersebut bisa mencapai di atas Rp20 ribuan perkilogram.
Ia menyampaikan karena harga pinang anjlok bertahan lama maka tidak jarang petani menebang batang pinang miliknya dan menggantinya dengan tanaman yang menjanjikan lainnya.
Sementara itu, salah seorang petani di V Koto Timur Bakhtiar (50) mengatakan dirinya menebang batang pinang di kebunnya beberapa bulan lalu karena melihat harga komoditas itu yang murah sehingga menggantinya dengan pisang.
"Pohon pinang yang saya tebang sampai sekitar seribu batang. Namun saya masih menyisakan batang pinang (untuk jaga-jaga)," ujarnya.
Salah seorang petani lainnya di Kecamatan Sungai Geringging Awaludin Awe (45) mengatakan karena harga pinang saat ini sudah mulai membaik maka buah pinang di kebunnya yang beberapa tahun terakhir dibiarkan jatuh tergeletak di tanah sekarang sudah mulai dipanen kembali.
"Sekarang kami panen kembali, membelah, menjemur, membuka pinang dari kulitnya," kata dia.
Ia berharap harga pinang dapat naik kembali namun jika tidak bisa paling tidak harganya tetap bertahan karena dapat membantu perekonomian keluarga.
Terpisah, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Pariaman, Ismail mengatakan harga pinang naik disebabkan oleh tingginya permintaan dari negara tujuan yaitu diantaranya India dan Pakistan sedangkan pasokan dari petani mengalami penurunan.
"Penurunan pasokan dari petani terjadi disebabkan karena sebelumnya pada tahun 2023 harga pinang anjlok sampai di angka Rp2,5 ribu perkilogram, saat itu negara tujuan dalam kondisi 'full stok' (stok banyak) dan memberikan bea pajak besar kepada eksportir," ujar dia.
Karena hal tersebut, harga pinang anjlok sehingga berimbas kepada petani. Akibatnya, lanjutnya banyak pohon komoditas itu ditebang dan lahannya dialih fungsikan ke tanaman lainnya.
Selain itu, kata Ismail penurunan pasokan pinang juga disebabkan oleh tanaman komoditas itu yang dimiliki petani umumnya sudah tua sehingga kurang produktif.
"Kalau kita lihat, perkembangan harga komoditi perkebunan dari tahun ke tahun selalu fluktuatif disebabkan oleh permainan pasar," tambahnya.
Ia menyebutkan produksi pinang di Padang Pariaman setiap tahun terjadi peningkatan mulai dari 2022 495,71 ton, lalu pada 2023 naik menjadi 507,97 ton, kemudian naik kembali pada 2024 menjadi 577,29 ton.