Padang (ANTARA) - Tim dosen Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), Universitas Negeri Padang (UNP), bantu pembangunan solar cell atau panel surya sebagai pemanfaatan sumber tenaga listrik untuk Rumah Produksi Pinang Iris, di Nagari Koto Gaek Guguak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
"Upaya pemanfaatan energi terbarukan terus digalakkan di berbagai sektor, termasuk industri rumah tangga. Pembangunan solar cell atau panel surya, dilakukan untuk mendukung operasioanl industri rumah tangga," kata Ketua Tim Pengabdian, Dr. Hambali, M. Kes., di Padang, Jumat.
Ia menyebut meningkatnya kebutuhan energi listrik rumah tangga maupun industri kecil, dan ketergantungan pada pasokan listrik dari PLN, sering kali menimbulkan persoalan tersendiri.
Selain itu, biaya listrik yang terus naik, ditambah risiko pemadaman bergilir di beberapa daerah, membuat penggunaan peralatan berdaya besar, seperti mesin pengering pinang iris menjadi beban yang signifikan.
Tak hanya itu, bahan bakar oli bekas yang digunakan untuk mengoperasikan mesin pengering pinang iris, juga dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan pekerja.
"Menyikapi kondisi tersebut, kami tim dosen dari perguruan tinggi UNP, memutuskan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan membangunan solar cell di Nagari Koto Gaek Guguak," lanjutnya.
Kegiatan yang diketuai Dr. Hambali, M. Kes., beranggotakan Prof. Drs. Ganefri. M.Pd., Ph.D., Prof. Dr. Usmeldi, M. Pd., Doni Tri Putra Yanto, S.Pd., M.Pd.T., Arinda Frismelly, S.Pd., M.Pd.T.,.
Kegiatan pengabdian dengan pembangunan solar cell digelar pada 29 September lalu, dibuka secara resmi oleh Dr. Mukhlidi Muskhir, S.Pd., M.Kom, selaku Kepala Departemen. Rumah Produksi Pinang Iris di Nagari Koto Gaek Guguak.
Lebih lanjut, ia menjelaskan Nagari Koto Gaek Guguak dipilih karena wilayah itu memiliki potensi tinggi, dalam memproduksi pinang iris, serta menjadikan salah satu penopang ekonomi bagi masyarakat.
"Inisiatif pembangunan solar cell sebagai pemanfaatan sumber tenaga listrik, menjadi langkah penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap pasokan listrik PLN, sekaligus mewujudkan komitmen pada pembangunan berkelanjutan," sebutnya.
Kegiatan ini juga mengikutsertakan tim teknis berkompeten, yaitu Dr. Andrian, M.Pd.T., Dr. Syaiful Islami, M.Pd.T., Fenti Amelia Sari, M.Pd.T., Hafiz Usri, M.Pd.T., Yusuf Fornando, M.Pd.T., dan Ilham Fajar, A.md.
Pelaku UMKM Pinang Iris Nagari Koto Gaek Guguak menyambut baik langkah ini, sebagai peluang untuk menjadikan pinang iris sebagai produk unggulan daerah yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga mengusung semangat ramah lingkungan.
“Selama ini, listrik selalu jadi kendala utama dalam produksi. Dengan adanya solar cell, kami tidak hanya bisa bekerja lebih lancar tetapi juga ikut berkontribusi menjaga lingkungan,” kata Ani, salah satu pelaku usaha di daerah itu.
Hal senada juga disampaikan Mulyadi, salah seorang pekerja di Rumah Produksi Pinang Iris.
“Selama ini kami sering terkendala biaya listrik yang besar, dan pemadaman mendadak. Dengan adanya solar cell/ panel surya sebagai sumber tenaga listrik, kami yakin produksi bisa berjalan lebih lancar," katanya.
Tak hanya itu, lanjutnya hasil pinang iris bisa ditingkatkan jumlahnya, kualitasnya lebih terjaga, dan tentu saja keuntungan juga bertambah.
Penerapan teknologi solar cell ini, tidak hanya berdampak pada keberlanjutan energi, tetapi juga membawa manfaat sosial dan ekonomi.
Biaya produksi dapat ditekan, sementara kapasitas produksi pinang iris meningkat karena pasokan energi lebih terjamin.
Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs 7 Energi Bersih dan Terjangkau, serta SDGs 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Selain itu, langkah ini juga mendukung SDGs 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, karena mendorong penggunaan energi ramah lingkungan dalam proses industri kecil.
Melalui pembangunan solar cell untuk Rumah Produksi Pinang Iris, Nagari Koto Gaek Guguak menegaskan komitmennya dalam menghadapi tantangan energi sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi lokal.
Dengan demikian, tim pengabdian meyakini bahwa inovasi sederhana ini, membuktikan bahwa transisi energi hijau tidak hanya bisa dilakukan di kota besar, melainkan juga di nagari, dimana masyarakat dan lingkungan mendapatkan manfaat secara langsung.
