Padang (ANTARA) - Tim dosen Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), Universitas Negeri Padang (UNP), mendukung produksi pinang lewat inovasi oven, di Nagari Koto Gaek Guguk, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
"Nagari Koto Gaek Guguak, merupakan salah satu wilayah dengan potensi besar dalam produksi pinang. Komoditas ini telah lama menjadi sumber penghidupan utama masyarakat," kata Ketua Tim Pengabdian, dari Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, yang juga Kepala Departemen, DR. Mukhlidi Muskhir, M.Kom, di Padang, Sabtu.
Ia mengatakan walau memiliki potensi produksi pinang dengan jumlah besar, namun permasalahan klasik masih membayangi, khususnya dalam proses pengeringan yang selama ini dilakukan secara tradisional, dengan memanfaatkan sinar matahari atau kayu bakar.
Metode tersebut tidak hanya memerlukan waktu lama, tetapi juga menghasilkan kualitas produk yang tidak seragam, sehingga nilai jual pinang di pasaran relatif rendah, dan petani kerap bergantung pada tengkulak.
"Permasalahan tersebut mendorong Universitas Negeri Padang, melalui skema Integrasi Prodi dan Nagari untuk menghadirkan inovasi teknologi tepat guna, berupa oven listrik produksi pinang," jelasnya.
Ia menjelaskan oven tersebut dirancang dengan kapasitas pengeringan 100 kilogram pinang basah per siklus, dengan waktu hanya 8 sampai12 jam.
Pengaturan suhu yang stabil memungkinkan hasil pengeringan lebih konsisten, dan sesuai dengan standar pasar, sehingga meningkatkan daya saing produk sekaligus memperbaiki posisi tawar petani.
"Implementasi teknologi ini, memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Petani dapat meningkatkan pendapatan, melalui produk yang lebih berkualitas dan berdaya saing," lanjutnya.

Selain itu, inovasi oven untuk pengeringan pinang, juga membuka peluang lahirnya kelompok usaha berbasis pinang, yang mampu memperkuat perekonomian lokal.
"Dari sisi lingkungan, penggunaan oven listrik dapat mengurangi ketergantungan pada kayu bakar, sehingga turut menekan laju deforestasi dan polusi udara," katanya.
Program pengabdian ini tidak hanya berfokus pada penyediaan teknologi, melainkan juga menekankan aspek pemberdayaan masyarakat.
Tim Pengabdian yang diketuai DR. Mukhlidi Muskhir, M.Kom, beranggotakan Dr. Syaiful Islami, S.Pd., M.Pd.T., Fenti Amelia Sari, M.Pd.T., Hafiz Usri, M.Pd.T, Dr. Hansi Effendi, S.T., M.Kom., Dr. Elfizon, S.Pd., M.Pd.T, dan Dr.Ta ali, M.T.
Tim tersebut melakukan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan kewirausahaan, pada 30 September lalu, agar masyarakat mampu mengoperasikan, merawat, sekaligus mengelola usaha berbasis pinang secara mandiri.
"Dengan demikian, keberlanjutan program dapat terjaga dan memberikan dampak jangka panjang," lanjutnya.
Lebih jauh, implementasi oven produksi pinang ini, memiliki relevansi yang kuat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya peningkatan pendapatan petani, mendukung SDG poin 1 Tanpa Kemiskinan.
Penciptaan usaha baru dan penguatan produktivitas masyarakat, sejalan dengan SDG poin 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Kemudian hilirisasi riset dalam bentuk teknologi oven, mencerminkan kontribusi nyata terhadap SDG poin 9 Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Sementara itu, aspek ramah lingkungan dalam pengeringan pinang, mendukung SDG poin 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDG poin 13 Penanganan Perubahan Iklim.
Program ini membuktikan bahwa inovasi sederhana berbasis kebutuhan lokal mampu membawa perubahan signifikan. Oven produksi pinang tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas hasil panen, tetapi juga memperkuat posisi masyarakat desa dalam rantai ekonomi yang lebih luas.
Ke depan, inovasi ini berpotensi menjadi model nasional dalam pengolahan hasil pertanian, yang mengintegrasikan aspek kesejahteraan, lingkungan, dan keberlanjutan sesuai agenda pembangunan global.
