Pangkal Pinang (ANTARA) - Terbatasnya lahan pekarangan di kawasan padat penduduk Kelurahan Ketapang, Kecamatan Pangkal Balam, Kota Pangkal Pinang, tidak menghalangi semangat warga untuk berinovasi dalam pemenuhan kebutuhan pangan, khususnya ikan, bagi rumah tangga.
Program Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) yang diperkenalkan oleh PT Elnusa Petrofin (EPN), anak usaha PT Elnusa Tbk (ELSA), bersama Pemerintah Kelurahan Ketapang ini mendapat antusias dari masyarakat dan melahirkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mentari sebagai pelaksana program.
Budikdamber merupakan metode akuaponik yang menggabungkan teknik budidaya ikan dan tanaman sayuran dalam satu media ember. Ide ini muncul dari potensi pemanfaatan fasilitas umum lahan kosong tidak terpakai di belakang Kantor Kelurahan Ketapang, sekaligus mendukung pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cukup tinggi di wilayah ini.
Melalui program ini, 10 anggota Kelompok Wanita Tani Ketapang memaksimalkan produksi ikan lele di bak berkapasitas 200 liter yang diisi dengan 60 ekor ikan dan 18 pot sayuran. Setiap dua bulan, hasil panen dari budidaya ini berhasil mencatat pendapatan hingga 6,2 juta rupiah.
Menurut Putiarsa Bagus Wibowo, Manager Corporate Communication & Relation EPN, inisiatif ini mendapat respon positif dari masyarakat, yang antusias sejak tahap perencanaan hingga distribusi produk ke pasar. Kelompok yang telah dibina sejak Oktober 2023 inipun terus menunjukkan perkembangan usaha dan omzet yang meningkat.
“Kedepannya, kami berencana bekerja sama dengan institusi yang memiliki keahlian di bidang agribisnis perikanan air tawar untuk meningkatkan kualitas lele sehingga dapat meningkatkan nilai jual." Ujar Putiarsa.
Putiarsa berharap, program Budikdamber dapat mendorong inisiatif pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan nilai ekonomi dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat. “Semoga program ini memupuk semangat gotong royong, kohesivitas kelompok, dan mendukung kemandirian,” tambahnya.
Ketua KWT Mentari, Gusniarti, menjelaskan bahwa sistem kombinasi dalam Budikdamber ini semakin diminati masyarakat karena perawatannya yang mudah dan efektivitasnya dalam memadukan budidaya ikan serta sayuran dalam satu waktu.
Gusniarti menjelaskan untuk setiap media, komponen yang diperlukan adalah ember berkapasitas 80 liter yang dapat menampung hingga 40 ekor ikan lele dan botol gelas bekas air mineral yang dilubangi bagian bawah sebagai wadah tanam sayuran.
“Saya sangat bersyukur dapat turut serta dalam kegiatan ini karena selain mendapatkan ilmu, juga bisa menambah income keluarga. Ikan dan sayur yang dihasilkan dapat dijual dan pastinya bisa dikonsumsi untuk keluarga sendiri.” ungkapnya.
Melalui program ini, tidak hanya menguntungkan secara ekonomi saja tetapi juga sejalan dengan upaya mencapai Sustainability Development Goals (SDGs) No.8 yakni untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan membuka lapangan pekerjaan yang layak.