Kolaborasi dengan APRI, penghulu ujung tombak pencegahan stunting dan implementasi Program JKN

id Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan Cabang Padang, Aplikasi Mobile JKN,BPJS Kesehatan,JKN ,Sumatera Barat

Kolaborasi dengan APRI, penghulu ujung tombak pencegahan stunting dan implementasi Program JKN

Padang (ANTARA) - Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan Cabang Padang berkolaborasi dengan Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) dalam kegiatan sosialisasi bersama pengurus APRI Sumatera Barat.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Padang, Fauzi Lukman Nurdiansyah mengapresiasi kolaborasi BPJS Kesehatan dengan APRI Sumbar juga penghargaan yang diberikan oleh Ketua umum APRI pusat. Kolaborasi dalam hal mengedukasi Masyarakat akan Program JKN serta kolaborasi inovatif cegah stunting di Sumatera Barat, berpotensi menjadi pilot project pertama di Indonesia.

Fauzi mengatakan, sinergi yang dilakukan diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait hak dan kewajibannya sebagai peserta JKN dan menerima pemahaman yang baik dan benar mengenai Program JKN. Menurutnya, penghulu sebagai ujung tombak pelayanan keagamaan wajib memimpin gerakan ketahanan keluarga, mulai dari pencegahan stunting, sadar jaminan kesehatan hingga edukasi sadar pencatatan nikah.

BPJS Kesehatan sebagai badan penyelenggara Program JKN membuka seluas-luasnya, peluang untuk upaya kolaborasi dengan instansi atau komunitas lainnya.

“BPJS Kesehatan diberikan amanat oleh undang-undang sebagai badan penyelenggara Program JKN itu sendiri dengan prinsip gotong royong. Dimana Peserta JKN yang sehat berkontribusi membantu Peserta JKN lainnya yang sedang butuh biaya pengobatan sakitnya. Kami sangat apresiasi atas kolaborasi yang terjalin dengan APRI Sumatera Barat. Hal ini mengintegrasikan peran penghulu dengan program perlindungan sosial. Jika kita bertanya ke luar wilayah Sumatera Barat, belum ada yang melakukan ini. Jadi ini kolaborasi APRI dan BPJS Kesehatan yang bagus. Perdana di Indonesia untuk membangun ketahanan keluarga yang berkualitas,” ujar Fauzi.

Lebih lanjut, Fauzi menuturkan fokus kolaborasi tertuju pada pencegahan stunting melalui Edukasi Catin dalam Program Bimbingan Perkawinan di KUA. Penghulu akan mengingatkan calon pengantin (catin) untuk mengaktifkan kepesertaan JKN.

Selain itu, untuk pendampingan ibu hamil, dimana hal ini bertujuan untuk memastikan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) melalui fasilitas JKN guna mengurangi risiko stunting dan kematian ibu-anak. Pentingnya intervensi dini dengan cara membangun kesadaran catin tentang pentingnya proteksi sosial sejak pra-nikah.

Fauzi menyampaikan bahwa pihaknya siap bersinergi penuh dengan APRI di bawah binaan Kemenag Sumatera Barat, karena langkah preventif ini dinilai krusial untuk memutus mata rantai stunting. Ia berharap para penghulu sebagai ujung tombak mampu menjadikan lembaga Kemenag Sumatera Barat, APRI, dan mitranya BPJS Kesehatan sebagai model inovasi nasional dalam memperkuat ketahanan keluarga, sekaligus memperluas peran untuk memastikan keluarga tidak hanya sah secara agama, tetapi juga terlindungi secara sosial-ekonomi.

“BPJS Kesehatan memiliki peran menjadi reminder aktif tentang kesehatan reproduksi dan perlindungan Kesehatan bagi calon pengantin. Sedangkan penghulu dalam hal ini mendukung program prioritas pemerintah seperti penurunan stunting dan moderasi beragama. Dengan penghulu sebagai garda terdepan, pencegahan perceraian dan peningkatan kualitas keluarga di Sumatera Barat akan lebih terarah dan berkelanjutan,” ujar Fauzi.

Lebih lanjut, Fauzi menyampaikan ketika peserta JKN mengalami kendala dalam mengakses layanan kesehatan dan membutuhkan informasi, peserta dapat menghubungi BPJS Satu (Siap membantu) dimana poster petugas dan nomor handphone terpajang di setiap rumah sakit yang telah bermitra dengan BPJS Kesehatan atau kanal lainnya yang telah disediakan oleh BPJS Kesehatan.

“BPJS Kesehatan saat ini menggaungkan transformasi mutu layanan dan transformasi digital, salah satunya peserta JKN bisa mengoptimalkan sistem antrean online. Peserta JKN bisa mengaksesnya melalui Aplikasi Mobile JKN, baik saat hendak mengakses layanan kesehatan dari FKTP maupun FKRTL. Disamping itu, peserta JKN cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai identitas Peserta JKN selain Kartu JKN digital di aplikasi Mobile JKN,” ucap Fauzi.

Ketua Umum APRI Pusat, Madari, mengapresiasi langkah inovatif APRI Sumatera Barat yang menggandeng BPJS Kesehatan Cabang Padang. Penghulu sebagai ujung tombak pelayanan keagamaan wajib memimpin gerakan ketahanan keluarga, mulai dari pencegahan stunting hingga edukasi sadar pencatatan nikah. Menurutnya, APRI siap mendukung program dari Kementrian Agama dan BPJS Kesehatan.

“Kolaborasi seperti ini belum ada di wilayah lain. Luar biasa Sumatera Barat, Ini hebat. APRI harus linier dengan program prioritas Kemenag, terutama Asta Protas yang merupakan turunan Asta Cita Presiden. Pencegahan Stunting dari hulu dinilai sebuah keniscayaan hari ini. Sejak tahun lalu APRI Pusat telah berkolaborasi dengan BKKBN, Kementerian Kependudukan dan MUI untuk intervensi stunting sejak tahap calon pengantin. APRI siap bekerja sama dengan semua pihak,” ujar Madari.

Pewarta :
Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.