BPBD mendata kerusakan jembatan strategis imbas banjir Pesisir Selatan

id banjir,bpbd sumbar,banjir pesisir selatan,banjir pesel,jembatan rusak

BPBD mendata kerusakan jembatan strategis imbas banjir Pesisir Selatan

Juru Bicara BPBD Provinsi Sumbar Ilham Wahab saat diwawancarai di Padang, Sumatera Barat. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Padang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mendata satu jembatan strategis di Nagari Pelangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan rusak parah akibat diterjang banjir pada Rabu (12/3).

"Jembatan ini sangat strategis karena akses utama bagi petani menuju perkampungan dan lokasi persawahan," kata Juru Bicara BPBD Provinsi Sumbar Ilham Wahab di Padang, Kamis.

Ia mengatakan meskipun terdapat jalan alternatif namun warga setempat harus berputar sekitar dua kilometer sehingga menambah jarak tempuh dan ongkos petani. Sebelumnya, jembatan ini juga rusak akibat dihantam banjir pada 7 Maret 2024. Warga secara bersama-sama memperbaiki dan membangun ulang jembatan secara darurat.

Setelah hantam banjir pada 7 Maret 2024, proses perbaikan jembatan strategis itu tidak terakomodasi dalam dana siap pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun anggaran 2024.

"Jadi, mengingat keberadaan jembatan ini sangat strategis warga secara swadaya memperbaiki ulang namun kembali rusak dan tidak bisa dilalui masyarakat," kata dia.

Saat ini BPBD Kabupaten Pesisir Selatan sudah menyampaikan dokumen Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana untuk diusulkan mendapat hibah dari BNPB pada 2025.

Pada kesempatan terpisah, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan meminta masyarakat di provinsi tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan terkait dengan potensi cuaca ekstrem saat puncak musim hujan.

"Di bulan Maret ini atau saat umat Muslim melaksanakan ibadah puasa ada potensi terjadinya cuaca ekstrem dan ini perlu diwaspadai," kata dia.

Dia mengatakan periode Maret-April 2025 masa peralihan dari musim hujan ke kemarau. Saat pancaroba biasanya cuaca dinamis sehingga masyarakat diminta tetap waspada, termasuk kemungkinan terhadap berbagai penyakit yang dapat muncul.