Padang (ANTARA) - Dekan dari 26 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang tergabung dalam Badan Kerja sama PTN wilayah Barat berkumpul membicarakan pertanian berkelanjutan di Padang.
Kegiatan yang dikemas dalam Deans Annual Meeting Western Union of BKS-PTN, Agriculture Science and 3th ASIC 2024 (Agrifood System International Conference) digelar 5-7 September 2024.
Staf Ahli Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) bidang Ekonomi dan Keuangan Syaiful Bahri di Padang, Kamis, menyebut konferensi internasional bidang pertanian tersebut memiliki arti penting bagi Sumbar yang merupakan daerah agraris.
"Dalam konferensi internasional ini ikut dibicarakan tentang teknologi pertanian yang saat ini sangat dibutuhkan di Sumbar. Juga tentang pengetahuan dan hasil penelitian terbaru yang bisa dimanfaatkan oleh petani. Karena itu, gubernur berpesan agar kegiatan seperti ini harus lebih sering dilaksanakan," katanya.
Ia menyebut alih fungsi lahan yang terus terjadi di Sumbar bisa menjadi salah satu faktor yang mengancam ketahanan pangan. Salah satu solusi yang bisa mengimbangi laju alih fungsi lahan itu adalah menggunakan teknologi dan meningkatkan Indeks Penanaman (IP).
Sementara itu Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi menyebutkan konferensi internasional penting untuk meningkatkan reputasi akademik universitas sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan kampus bertaraf internasional.
"Tema yang dibicarakan juga sangat menarik terkait pertanian berkelanjutan. Kita berharap ini dari konferensi ini akan muncul paper yang berkualitas yang juga bisa berkontribusi untuk mendukung program swasembada pangan di Indonesia," katanya.
Dalam konferensi internasional itu, kata Efa Yonnedi, juga melibatkan mahasiswa yang terlibat dalam beberapa penelitian dosen. Mereka juga diberikan ruang untuk menjadi pemakalah.
"Ini juga akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlatih dalam mengikuti forum-forum internasional," katanya.
Dekan Fakultas Pertanian Unand Indra Dwipa menyebut isu yang diangkat dalam konferensi internasional tersebut adalah bagaimana pertanian itu bisa berkelanjutan, terutama berkaitan dengan perubahan iklim yang sangat drastis.
"Kenaikan suhu yang tinggi bisa membuat pertumbuhan tanaman terganggu. Tanaman bisa mengalami stres. Masa untuk pertumbuhan juga terganggu," katanya.
Selain itu isu degradasi lahan atau tanah serta penggunaan herbisida juga ikut dibicarakan dalam konferensi tersebut.
Menjadi pembicara kunci dalam konferensi itu Prof Dr Arif Satria dari IPB dan Prof Ivan Vasenef dari Rusian State Agrarian University, Rusia.
Berita Terkait
Pejabat PBB serukan hentikan pasokan senjata dan amunisi untuk Israel
Selasa, 29 Oktober 2024 9:07 Wib
BNN pastikan kasus 624 kilogram ganja bukan jaringan internasional
Jumat, 18 Oktober 2024 14:35 Wib
Internasional conference dan doctoral colloquium" sebagai sarana perbaikan kualitas hasil karya ilmiah
Senin, 7 Oktober 2024 21:38 Wib
PLN raih dua penghargaan Internasional dalam ajang ESG Business Awards 2024 di Singapura
Minggu, 29 September 2024 16:59 Wib
Keberhasilan transformasi PLN menjadi "benchmark" perusahaan internasional
Minggu, 15 September 2024 18:51 Wib
Potensi fesyen wastra Indonesia di pasar internasional
Selasa, 27 Agustus 2024 12:45 Wib
Raih Medali Emas Internasional Youth Summit Essay Competition, Tim IYSEC SMA Semen Padang diganjar penghargaan dan bonus
Selasa, 20 Agustus 2024 11:28 Wib
Kompetisi panjat tebing internasional
Kamis, 15 Agustus 2024 14:50 Wib