Padang (ANTARA) - Festival Makan Bajamba (makan bersama yang dihidangkan) dalam rangkaian Hari Jadi Ke-355 Kota Padang, Sumatera Barat menarik perhatian wisatawan yang sedang berkunjung ke daerah setempat, kata Penjabat (Pj) Wali Kota Padang Andree Algamar.
"Hari jadi Kota Padang ini selain menjadi momentum bagi kita untuk selalu mempererat silaturahmi, juga kita gunakan untuk melestarikan nilai-nilai adat dan budaya serta mempromosikan potensi daerah pada wisatawan," katanya di Padang, Sabtu.
Sejumlah wisatawan mancanegara terlihat ikut menikmati sajian kuliner khas Kota Padang yang dihidangkan dalam wadah yang biasa disebut jamba. Mereka berbaur dengan masyarakat mengikuti festival tersebut.
Ia menjelaskan festival itu selain untuk meramaikan peringatan hari jadi Kota Padang juga melestarikan nilai-nilai budaya serta untuk menarik kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang Yudi Indra Syani mengatakan Festival Makan Bajamba diikuti 11 kecamatan di daerah setempat. Setiap kecamatan menyuguhkan lima jamba dengan ciri khas menu autentik.
"Misalnya dari Kecamatan Bungus, khasnya menu kapalo lauak. Tidak hanya menu makanan, ada juga menu-menu pendamping yang juga disajikan berdasarkan ciri khas kecamatannya masing-masing. Dari lima jamba itu tiga jamba kita serahkan untuk wisatawan yang ada di Kota Padang," ujarnya.
Ia berharap, festival tersebut menjadi ajang promosi budaya dan salah satu daya tarik kunjungan wisatawan ke Kota Padang.
Ia menjelaskan dalam makan bajamba dihadirkan makanan tradisional sekaligus makan dengan cara tradisional.
Yudi menyebut antusiasme pengunjung untuk mengikuti acara ini cukup tinggi terlihat mereka dari berbagai kalangan, baik tua maupun muda.
Bahkan, katanya, juga tampak wisatawan dari luar negeri, seperti Korea dan Vietnam, yang sedang mengikuti suatu program kegiatan di daerah tersebut.
Oleh karena kegiatan itu dikemas dalam bentuk festival, ujarnya, setiap peserta dari 11 kecamatan akan diberikan penilaian.
Penilaian akan dilakukan oleh tokoh masyarakat dari Bundo Kandung dan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) serta Dinas Pariwisata.