Peningkatan ketahanan pangan berkelanjutan, Pemkab Pesisir Selatan launching kerja sama multi pihak

id Pemkab Pesisir Selatan,berita pessel,berita sumbar

Peningkatan ketahanan pangan berkelanjutan, Pemkab Pesisir Selatan launching kerja sama multi pihak

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melounching Kerjasama Multi Pihak dengan thema Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pertanian Berkelanjutan Berbasis Iklim yang Inklusif di Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat, Senin, (22/1), bertempat di Aula Bappeldalitbang Kabupaten Pesisir Selatan di Sago. (ANTARA/HO-Kominfo Pesesir Selatan)

Painan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melounching Kerjasama Multi Pihak dengan thema Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pertanian Berkelanjutan Berbasis Iklim yang Inklusif di Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat, Senin, (22/1), bertempat di Aula Bappeldalitbang Kabupaten Pesisir Selatan di Sago.

Louching Kerjasama Multi Pihak yang dilaksanakan secara luring dan during melalu apk.Zoom dan disiarkan secara Live Strem melalui link : https://youtube.com/@kominfopessel?si=9Ig1QRjEQqV5jSeab tersebut dibuka oleh Bupati Pesisir Selatan, diwakili oleh Sekretaris Daerah Mawardi Roska.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bappeldalitbang Kabupaten Pesisir Selatan, bekerjasama dengam Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M), serta didukung oleh GIZ Support Project "Sterghthening Capacities for Policy Planning for Implementation of the 2023 Agenda in Indonesia and in Global South".

Melalui Kerjasama Multi Pihak ini pihaknya berharap akan dapat mendorong peningkatan ketahanan pangan melalui pertanian berkelanjutan berbasis iklim yang iklusif di Kabupaten Pesisir Selatan dan Propinsi Sumatera Barat pada umumnya.

Mawardi Roska, S.I.P dalam sambutanya mengatakan, Kabupaten Pesisir Satan merupakan "tanah surga" di Sumatera Barat dan Indonesia. Daerah ini mempunyai topografi dan kondisi iklim yang relatif sangat baik, pergantian musim panas dan hujan yang teratur dan sumber daya alam potensial. Hutan menghasilkan oksigen dari hasil potosintesis oleh sinar matahari. Hutan menyimpan air yang cukup untuk kehidupan.

Dengan bahasa sederhana, daerah yang didiami oleh orang Pesisir Selatan dan Sumatera Barat ini adalah kawasan pabrik oksigen dan pabrik air yang dibutuhkan dalam kehidupan.

Oksigen dan air adalah kebutuhan mahkluk hidup. Tanpa oksigen dan air, manusia dan mahkluk hidup lainya pasti akan mati. Bandingkan dengan negara-negara di timur tengah, seperti Israel untuk minum mereka harus menyuling air laut untuk air tawar. Teknogi dan kost air sulingan ini, tentu saja sukar dan mahal.

"Kita, di Kabupaten Pesisir Selatan atau Sumatera Barat telah surplus oksigen dan air. Inilah keunggulan komparatif yang kita miliki," tandasnya.

Tetapi, keunggulan komparatif ini telah kalah saing dengan promosi keunggulan yang tidak komparatif. Namun, tidak bagi Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan.

Menurut Mawardi, karena sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar PDRB di Sumatera Barat sesuai dengan data statistik, yakni sebesar 21%. Meskipun, realitasnya tidak demikian. Berdasarkan hasil diskusi bersama praktisi dalam forum FDGs, atau LP2M maka Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan berkomitmen untuk mengangkat isu strategis ke arah yang lebih serius dan cakupan luas.

Bagaimana caranya? Adalah dengan menjadikan anak-anak muda yang beraktifitas di sektor pertanian dalam arti luas sebagai Idola. Kita siapkan modelnya dan dukungan pemerintah, perguruan tinggi dan perbankan,"jelasnya.

Sentara Kepala Bapedalitbang Kabupaten Pesisir Selatan, Hadi Susilo, SSTP, M.Si selaku penyelengara mengatakan, sebelum Lounching Kerjasama Multi Pihak ini dilaksanakan Bappeditbang Kabupaten Pesisir Selatan bersama Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) telah berkolaborasi dalam program peningkatan Ketahanan Iklim yang iklusif di sektor pertanian (Program Vicra), yang fokus kepada memperluas ruang kelompok perempuan dan kelompok rentan lainya. Untuk menyuarakan persoalan-persoalan, tantangan/hambatan, kebutuhan dan aspirasinya kepada institusi publik yang mengambil keputusan.

Menurut Hadi Susilo, Kerjasama Multi Pihak ini sangat penting bagi kenetlanjutan penguatan masyarakat khususnya petani perempuan, petani muda dan petani rentan lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim di sektor pangan.

Ikut hadir dalam acara ini, sekaligus memberikan sambutan adalah Zulasmi, GIZ Comision Maneger/Bappenas (secara zoom), dan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat Medi Iswandi MT, MM.