Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi menyebut orang yang suka melakukan tindakan perundungan atau lebih dikenal dengan bullying adalah orang yang tidak Pancasilais.
"Akar dari perundungan itu adalah karena tidak memiliki rasa saling menghargai, tidak menghormati, dan minim toleransi. Semua nilai-nilai itu ada dalam Pancasila. Karena itu orang yang suka merundung adalah orang yang tidak Pancasilais," ucapnya di Padang, Senin, terkait maraknya kasus viral perundungan yang terjadi di Indonesia, termasuk di Sumbar.
Menurutnya, pemahaman dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila saat ini sudah mulai memudar, terutama di kalangan generasi muda.
"Bahkan ada yang sudah tidak hafal lima sila dalam Pancasila. Tentu sulit mengharapkan mereka bisa mengenal nilai-nilai di dalamnya," ujar Mahyeldi.
Khusus untuk Sumatera Barat, ia menyebut Pancasila sebenarnya sudah lekat dengan keseharian masyarakat. Semua sila dalam Pancasila diamalkan oleh masyarakat Minangkabau karena sejalan dengan adat budaya yang berfalsafah "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah".
"Falsafah hidup orang Minangkabau sudah jelas sejalan dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan itu telah menjadi keseharian dalam lingkungan sosial masyarakat," ujarnya.
Demikian juga dengan sila kedua, ketiga, hingga kelima. Semua sudah sejalan dengan nilai adat dan budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau. "Karena itu, orang Minangkabau seharusnya jauh dari sikap yang suka melakukan perundungan," katanya.
Namun kalau kasus itu tetap terjadi di Sumbar, maka ia menilai selain nilai-nilai Pancasila yang memudar, pemahaman generasi muda tentang adat dan budaya sendiri juga sudah mulai luntur.
"Perlu upaya bersama untuk kembali mengenalkan nilai-nilai itu kepada generasi muda sebagai pedoman untuk mengarungi kehidupan," ujarnya.
Ia menyebut Pemprov Sumbar memiliki Dinas Kebudayaan yang salah satunya tugasnya untuk menggali dan meningkatkan kembali pemahaman masyarakat tentang kearifan yang terkandung dalam adat dan budaya.
"Kita berharap, melalui Dinas Kebudayaan ini, generasi muda Sumbar kembali bisa mengenal budaya sendiri, mengenal Pancasila sehingga tidak ada lagi terjadi lagi kasus perundungan," katanya.
Selain itu melalui Dinas Pendidikan, kata dia, juga dilakukan pembinaan kepada siswa tingkat SLTA, salah satunya dengan melaksanakan wirid remaja 2 kali dalam sebulan di masjid.
Berita Terkait
Sistem "interlock" atasi perundungan di sekolah
Kamis, 7 Maret 2024 11:31 Wib
Polisi tetapkan empat tersangka dalam kasus perundungan di Serpong
Jumat, 1 Maret 2024 13:48 Wib
Ada memar dan luka bakar pada korban kasus perundungan di Tangsel
Selasa, 20 Februari 2024 9:37 Wib
Polres Pasaman Barat ingatkan masyarakat waspada "bullying" pada anak
Sabtu, 30 September 2023 10:50 Wib
Yang Donghwa batal debut dengan ATBO karena terlibat kasus "bullying"
Selasa, 14 Juni 2022 9:11 Wib
Edukasi dan batasi penggunaan gawai anak bisa cegah perundungan siber
Minggu, 3 Oktober 2021 9:43 Wib
Perundungan pernah dialami Yuki Kato, begini cara aktris cantik ini menanggapinya
Kamis, 21 Mei 2020 7:56 Wib
Mari kenali tanda-tanda anak alami perundungan online
Jumat, 11 Oktober 2019 22:11 Wib