Pelaku UKM Agam kesulitan cari ikan rinuak dampak langka di Danau Maninjau

id Pelaku UKM Agam,Berita agam,Berita sumbar,ikan rinuak agam

Pelaku UKM Agam kesulitan cari ikan rinuak dampak langka di Danau Maninjau

Pelaku UKM di Agam sedang menjajakan kuliner yang berasal dari ikan rinuak. Dok Antara/Yusrizal

Lubukbasung (ANTARA) - Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat kesulitan untuk mencari bahan baku jenis ikan rinuak, setelah ikan endemik tersebut langka di Danau Maninjau, sehingga mereka mengalihkan ke bahan lain.

Pemilik Usaha Laura Pulau Harapan Agam Netti Zoneta di Lubuk Basung, Jumat, mengatakan ikan rinuak ini langka semenjak Desember 2022 sampai September 2023, setelah kondisi air danau tercemar.

"Semenjak Desember 2022 sampai sekarang, tidak ada nelayan tangkap mendapatkan ikan rinuak," katanya.

Ia mengatakan, ia terpaksa mengalihkan bahan baku dari ikan rinuak menjadi ikan patin, ikan tengiri dan lainnya setelah ikan rinuak tersebut langka.

Ikan tersebut diolah menjadi makanan olahan berupa amplang ikan, emping, serundeng dan lainnya.

"Sebelum ikan rinuak langka, bahan untuk makanan itu berasal dari ikan rinuak. Namun dengan sulitnya mendapatkan ikan rinuak, terpaksa saya ganti dengan ikan lain," katanya.

Ia mengakui, pernah menyimpan ikan rinuak di pendingin dengan jumlah sekitar 150 kilogram. Ikan rinuak itu merupakan hasil tangkapan nelayan pada Desember 2022.

Namun dengan sering diolah, sehingga persediaan itu sudah menipis dan tinggal hanya sekitar 20 kilogram.

"Persediaan sudah menipis dan hanya untuk beberapa bulan kedepan," katanya.

Pelaku UKM lainnya, Fitri menambahkan bahan baku ikan rinuak berasal dari Danau Singkarak dengan jenis ikan serupa dengan ikan rinuak.

"Produk yang kita jual sama dengan harga lama Rp15 ribu dengan berat 150 gram dan ikannya kita kurangi," katanya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira menambahkan langkanya ikan rinuak erat dengan perubahan kondisi ekosistem danau. Ia menjelaskan bahwa penurunan oksigen di perairan danau menyebabkan kematian ikan keramba jaring apung dan bahkan ikan endemik yang hidup di sana.

"Dengan kondisi itu oksigen di perairan danau Maninjau berkurang sehingga ikan keramba jaring apung mati dan termasuk ikan endemik," katanya.

Namun, Pemerintah Kabupaten Agam tidak tinggal diam menghadapi situasi ini. Mereka telah mengambil langkah-langkah konkret dengan mendirikan kawasan konservasi ikan di Jorong Pandan dan Jorong Sigiran, Kecamatan Tanjung Sani, serta Kecamatan Tanjungraya pada 2022. Kawasan konservasi ini bertujuan untuk melindungi ikan endemik di Danau Maninjau yang terancam punah.

Dalam kawasan konservasi ini, semua aktivitas eksploitasi, penangkapan ikan, dan budidaya ikan dilarang.

Dengan cara ini, ikan asli danau yang ada di kawasan ini dapat tumbuh besar dan berkembang biak tanpa gangguan. Harapannya adalah agar ikan-ikan tersebut dapat bertahan dan tidak mengalami kepunahan seperti beberapa jenis ikan asli danau lainnya, seperti batok, cideh-cideh dan lainnya.

"Saat ini, tanda-tanda pemulihan sudah mulai terlihat dengan adanya keberadaan ikan rinuak kembali di Danau Maninjau," katanya.