Angkasa Pura: Jarak pandang di BIM masih kategori aman

id Kebakaran hutan, kebakaran lahan, bandara internasional Minangkabau, bim,Jarak pandang BIM

Angkasa Pura: Jarak pandang di BIM masih kategori aman

Excutive General Manager PT Angkasa Pura II BIM Siswanto. (ANTARA/Muhammad Zulfikar).

Padang (ANTARA) - PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Kabupaten Padang Pariaman memastikan jarak pandang penerbangan di bandara tersebut masih kategori aman menyusul lima titik api di perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan dengan Provinsi Bengkulu.

"Secara umum belum sampai mengganggu jarak penerbangan, dan masih aman," kata Excutive General Manager PT Angkasa Pura II BIM Siswanto di Padang, Selasa.

Siswanto melanjutkan hingga saat ini juga tidak ada penerbangan yang ditunda atau dibatalkan akibat kabut asap. Kendati demikian, Angkasa Pura II terus memantau perkembangan termasuk berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat.

"Saat ini jarak pandang di BIM berkisar 8.000 hingga 10.000 meter atau kategori standar," kata dia.

Meskipun masih tergolong aman, Angkasa Pura II telah menyiapkan sejumlah langkah-langkah mitigasi atau antisipasi, di antaranya inspeksi dan pengawasan terhadap titik-titik api yang berpotensi mengganggu aktivitas di bandar udara.

Kedua, apabila jarak pandang berkurang akibat kabut asap Angkasa Pura II akan memasang lampu pada siang hari. Tujuannya untuk memudahkan pilot saat mendaratkan pesawat maupun ketika lepas landas.

"Seperti tahun sebelumnya kami patroli rutin di sekitar area bandara. Jadi, bila ada kemungkinan titik-titik api langsung dimitigasi," ujarnya.

Di tempat terpisah, Dinas Kehutanan Sumatera Barat mendeteksi lima titik api di perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan dengan Provinsi Bengkulu pada Senin (4/9) sore.

"Berdasarkan Sistem Informasi Deteksi Dini Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang Berbasis Aplikasi dan Web (SiPongi), ada lima titik api di Pesisir Selatan. Satu terkonfirmasi," kata Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi.

Pada aplikasi SiPongi tersebut terdapat dua warna yang menandakan adanya titik api. Warna kuning menunjukkan tingkat kepercayaan 30 hingga 78 persen, dan warna merah tingkat kepercayaannya di atas 80 persen.

SiPongi yang dikembangkan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan rujukan utama informasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia.

Informasi Sipongi menjadi dasar untuk mencegah terjadinya karhutla melalui deteksi dini hotspot/titik panas, serta menjadi sumber informasi paling valid untuk ditindaklanjuti.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Angkasa Pura pastikan jarak pandang di BIM masih kategori aman