Korsel bahas keamanan energi dengan delegasi AS

id Ilustrasi Industri

Korsel bahas keamanan energi dengan delegasi AS

Ilustrasi - Fasilitas eksplorasi dan eksploitasi pengeboran sumur minyak dan gas bumi. (ANTARA/HO-Pertamina)

Jakarta (ANTARA) - Kepala perindustrian Korea Selatan pada Jumat bertemu dengan delegasi Kongres Amerika Serikat dan mendiskusikan cara untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang pembangkit tenaga nuklir, gas alam, dan industri secara keseluruhan, kata Kementerian Industri Korsel.

Delegasi bipartisan tersebut melibatkan Ketua Subkomite Energi, Iklim, dan Keamanan Jaringan Jeff Duncan, serta empat anggota lainnya - Tim Walberg, Debbie Lesko, Randy Weber dan Scott Peters, menurut Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energi.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Lee Chang-yang meminta dukungan Kongres AS untuk hubungan yang lebih kuat antara kedua negara terkait pengembangan reaktor modular kecil dan di bidang pembangkit tenaga nuklir yang lebih luas.

Pembahasan juga meliputi cara untuk memastikan suplai gas alam yang stabil, kata kementerian tersebut.

AS merupakan eksportir gas alam cair terbesar ketiga di dunia setelah Australia dan Qatar, dan Korsel mendorong diversifikasi saluran impor gas, sebagian berdasarkan kontrak jangka panjang untuk gas serpih AS.

Lee juga meminta dukungan Kongres AS untuk mendorong kedua negara dalam memperkuat kerja sama rantai pasokan di tengah ketidakpastian global.

Dia mencatat bahwa Seoul dan Washington telah mempertahankan konsultasi tentang Undang-Undang Pengurangan Inflasi (Inflation Reduction Act/IRA), Undang-Undang CHIPS and Science serta masalah besar lainnya tentang industri, kata kementerian itu.

IRA menawarkan kredit pajak hingga 7.500 dolar AS (sekitar Rp112,9 juta) kepada setiap pembeli kendaraan listrik baru yang dirakit di Amerika Utara dan dengan baterai yang terbuat dari sejumlah mineral penting yang diproduksi di wilayah tersebut.

Berdasarkan Undang-Undang Chips, produsen cip asing dapat menerima subsidi sebesar 52,7 miliar dolar AS (sekitar Rp793,9 triliun) dan insentif pajak untuk mendirikan fasilitas produksi di AS, meskipun undang-undang tersebut disertai dengan sejumlah persyaratan.

Sumber: Yonhap-OANA

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kepala perindustrian Korsel bahas keamanan energi dengan delegasi AS