Misi dagang Sumbar-Jatim terinspirasi duo Proklamator RI

id Misi dagang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar, Biro Pemerintahan dan Otda Sumbar

Misi dagang Sumbar-Jatim terinspirasi duo Proklamator RI

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Sumbar Mahyeldi tanda tangani MoU perdagangan dan investasi. (ANTARA/Miko Elfisha)

Padang (ANTARA) - Misi Dagang dan Investasi antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Sumatera Barat membukukan total transaksi Rp 231,7 miliar hanya dalam satu hari dan diperkirakan terus meningkat.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi di Padang, Selasa mengatakan potensi perdagangan antara dua provinsi sangat besar karena itu angka itu masih bisa terus meningkat dalam beberapa hari ke depan.

Pengusaha dua provinsi masih mengagendakan pertemuan untuk menjajaki potensi kerjasama baru di berbagai bidang terutama pertanian dan hasil olahannya.

Saat ini komoditi tertinggi dalam transaksi tersebut diantaranya pakan ikan dan udang, cengkeh dan tangkai cengkeh, kerjasama peternakan sapi, kerjasama pembangunan perumahan, kerjasama pengembangan porang, benih pertanian, bahan bangunan, makanan ringan, pupuk, jagung, kentang, jahe gajah, sarang walet, ayam potong, dan tulang ikan.

"Kerjasama dua daerah ini saling menguntungkan dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. Dua daerah memiliki produk potensial terutama di bidang pertanian sehingga nilai transaksi dalam satu hari menjadi sangat fantastis," katanya.

Mahyeldi menilai bentuk kerjasama yang langsung menghasilkan kontrak kerja konkret dan nominalnya bisa langsung dihitung tersebut menjadi pelajaran juga untuk Sumbar ke depan dalam menjalin kerjasama ekonomi dengan berbagai pihak.

Sebelumnya Gubernur Jawa Timur Khofifah mengatakan misi dagang dan investasi menjadi salah satu strategi efektif untuk penguatan koneksitas perdagangan antar daerah baik di dalam maupun luar negeri.

Khusus untuk Sumbar, ia mengatakan ikatan antara dua daerah sudah sangat lama terjalin. Bahkan Proklamator RI Bung Karno berasal dari Jawa Timur dan Bung Hatta dari Sumbar.

"Misi dagang kali ini untuk memperkuat hubungan yang sudah ada itu sekaligus upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dua provinsi," katanya.

Ia mengatakan sejak menjabat Gubernur Jatim, ia aktif untuk menjalin kerjasama baik dalam maupun luar negeri. Sumbar merupakan provinsi ke-32 yang menjadi tujuan misi dagang dan investasi.

Tidak hanya misi dagang dan investasi, pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk penandatanganan MoU G to G (Government to Government) antar OPD di kedua provinsi. Ini menjadi wujud komitmen sinergitas antara Jatim dan Sumbar. Harapannya ada penguatan terutama pada manajemen ASN antara kedua belah pihak, PTSP, dan investasi.

Sementara itu Kepala Dinas Perinsdustrian dan Perdagangan Sumbar, Novrial mengatakan selain penandatanganan MoU dan PKS, dalam kegiatan itu juga dilakukan pameran produk unggulan.

Produk-produk itu mendapat perhatian dari kedua gubernur karena dari sekitar 20 display dari masing-masing provinsi, sebagian besar langsung bertransaksi selaku buyer dan seller.

Kepala Biro Pemerintahan dan Otda Sekretariat Daerah Provinsi Sumbar, Doni Rahmat Samulo yang menfasilitasi kerjasama dua daerah, mengatakan untuk bisa mencapai target yang diinginkan OPD harus mengawal pelaksanaannya.

Selain itu para pelaku usaha juga harus bisa menjaga komitmen kontrak yang telah ditandatangani.*