Program Perhutanan Sosial dongkrak pendapatan petani hutan Sumbar

id ekowisata,perhutanan sosial,sumbar,padang

Program Perhutanan Sosial dongkrak pendapatan petani hutan Sumbar

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi dan Kepala Diskominfotik Sumbar Siti Aisyah. ANTARA/Miko Elfisha

Padang (ANTARA) - Program Perhutanan Sosial yang dilaksanakan secara serius di Sumatera Barat (Sumbar) dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan, telah memberikan manfaat secara ekonomi di antaranya peningkatan pendapatan.

"Kami melakukan survei terhadap pendapatan petani hutan yang berangkat dari asumsi bahwa Program Perhutanan Sosial mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Hasilnya ternyata sangat positif," kata Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi, di Padang, Rabu.

Ia mengatakan survei yang disupervisi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar itu memperlihatkan peningkatan pendapatan petani hutan di Sumbar dari Rp1.779.710 per bulan pada 2021 menjadi Rp1.978.367 per bulan pada 2022.

"Kami sebenarnya menargetkan peningkatan pendapatan petani hutan karena program ini hanya sekitar 5 persen per tahun, tetapi realisasinya ternyata jauh lebih tinggi mencapai 11,16 persen," katanya pula.

Yozarwardi menyebut hasil survei itu diakui oleh BPS Sumbar, bahkan disebutkan Sumbar menjadi daerah satu-satunya yang pernah melakukan survei pendapatan petani hutan di Indonesia.

"Kami memang ingin membuktikan bahwa Program Perhutanan Sosial ini memang benar-benar memiliki manfaat yang terukur," ujar Yozarwardi.

Ia menyebut ekowisata menjadi salah satu primadona bagi kelompok masyarakat pengelola Perhutanan Sosial di Sumbar. Hal itu tidak terlepas dari keindahan alam dan potensi wisata yang tersimpan hampir di seluruh daerah di Sumbar.

Ekowisata adalah salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

"Ekowisata ini tumbuh sangat pesat di Sumbar. Namun dari puluhan titik dalam kawasan Perhutanan Sosial ada tujuh yang telah dikelola dengan baik, sehingga pada Lebaran 2022, dalam tujuh hari libur Lebaran, tujuh ekowisata itu secara total bisa mendapatkan penghasilan hampir 500 juta," katanya lagi.

Potensi pemasukan itu diperkirakan lebih besar pada tahun ini, karena jumlah wisatawan yang akan datang ke Sumbar diprediksi juga akan meningkat signifikan.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) Sumbar Siti Aisyah mengatakan pihaknya akan memasukkan ekowisata perhutanan sosial dalam aplikasi panduan libur Lebaran di Sumbar 2023.

Aplikasi itu akan memuat tentang lokasi ekowisata, akses transportasi, petunjuk arah serta fasilitas yang tersedia di ekowisata, sehingga wisatawan memiliki alternatif tempat liburan selain destinasi yang telah sangat dikenal seperti Jam Gadang Bukittinggi atau Harau.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Program Perhutanan Sosial mendongkrak pendapatan petani hutan Sumbar