Hasil batik tulis khas Minang karya WBP Rutan Anak Air

id Rutan Anak Air,Berita sumbarr,Berita padang,Batik minang

Hasil batik tulis khas Minang karya WBP Rutan Anak Air

Keterangan Foto: Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Anak Air, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, sedang mengerjakan batik tulis khas Minang. (Antara/Melani Friati).

Padang (ANTARA) - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Anak Air, Kota Padang, Sumatera Barat, memberikan pelatihan kemandirian berupa pelatihan membatik kepada 16 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), sejak empat bulan yang lalu.

Sekarang para WBP yang ikut pelatihan tersebut sudah menghasilkan batik bercorak khas Ranah Minang.

“Kami melakukan kerjasama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Padang, untuk pelatihan membatik,” kata Kepala Rutan Anak Air, Muhammad Mehdi, di Padang, Sabtu.

Mehdi menambahkan, pelatihan membatik ini bertujuan sebagai bekal kemandirian bagi WBP, selepas menjalani masa hukuman.

“Mereka sekarang sudah mengerti dari tahap dasar, hingga proses sampai menghasilkan produk, namun harus terus diulang-ulang agar hasilnya maksimal,” katanya.

Jika hasil kerajinan batik khas Minang karya Warga Binaan Rutan Padang ini sudah bagus dan dapat di produksi, Karutan Padang berencana untuk membantu memasarkan karya batik WBP ini secara daring, maupun dalam ruang lingkup Kemenkumham.

“Batik akan kami jadikan produk unggulan Rutan Padang, dan akan kami berikan sebagai suvenir saat ada tamu yang datang ke Rutan,” katanya.

Dedi salah seorang WBP yang ikut pelatihan membatik mengungkapkan, dirinya ikut pelatihan membatik karena batik merupakan seni warisan budaya asli dari Indonesia.

“Belajar membatik sebenarnya bukanlah hal yang sulit, asalkan ada kemauan,’”sebutnya.

Dedi menuturkan sebelum menjalani masa hukuman di Rutan, dirinya sudah menekuni usaha jual beli kain batik. Salah satu kesulitan dalam membuat kerajinan batik di Padang, menurut Dedi, disebabkan bahan bakunya yang langka, karena harus di datangkan dari Jawa seperti Jogyakarta dan Solo.

“Saat ini kami sudah membuat batik bercorak rumah gadang, sirih gadang dan kaluak paku yang merupakan batik khas Ranah Minang,” jelasnya.

Jika sudah bebas nanti, Dedi berencana untuk membantu WBP yang sudah selesai menjalani masa hukuman, untuk membuka usaha penjualan batik, dan membantu memasarkan batik karya WBP Rutan Anak Air.