Lubukbasung (ANTARA) - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat tidak memproduksi makanan olahan dampak dari kelangkaan bahan baku berupa ikan rinuak setelah kematian massal ikan di Danau Maninjau pada November 2022.
Wakil Ketua UMKM Kabupaten Agam, Fitria Amrina di Lubukbasung, Jumat, mengatakan ia bersama pelaku usaha lainnya tidak memproduksi pepes, peyek, dendeng dari bahan baku ikan rinuak.
"Kami tidak memproduksi semenjak beberapa minggu lalu, karena ikan rinuak langka dan harga cukup tinggi. Untuk kuliner dari bahan lain masih berproduksi," katanya.
Ia mengatakan, biasanya ia memproduksi kuliner itu tergantung permintaan dari konsumen dan paling rendah sekitar 20 kilogram per minggu.
Namun dengan kondisi bahan baku itu kurang, maka ia tidak memproduksi beberapa minggu ini.
"Bahan baku saya sudah habis sepekan terakhir. Mau beli lagi, persediaan rinuak dari nelayan sudah tidak ada, sehingga terpaksa berhenti produksi sementara," katanya.
Ia memproduksi dendeng rinuak dengan nama label produk Bagonjong dan memiliki rumah produksi di Kecamatan Lubukbasung.
Ikuti Survei Kesadaran Merek ANTARA: Klik di sini
Di wilayah itu, tambahnya, sudah terdapat sekitar 15 pelaku usaha serupa yang tergabung dalam forum UMKM Kecamatan Lubukbasung.
Di antara belasan pelaku usaha dendeng rinuak di Lubukbasung, hanya tersisa dua pelaku usaha lagi yang berproduksi. Selebihnya terpaksa menghentikan sementara produksinya lantaran ketiadaan bahan baku rinuak.
"Saya tidak berani memaksakan diri membeli bahan baku dengan harga cukup mahal, karena tak ingin menaikkan harga produk dendeng saya. Kalau bahan bakunya seharga Rp60 ribu per kilogram, maka harga produk dendeng saya mesti naik jadi Rp25 ribu per bungkus," katanya.
Sementara Kepala Bidang Budidaya Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Doni Afdison mengakui hasil tangkapan ikan rinuak memang berkurang setelah kematian ikan secara massal di Danau Maninjau, akibat kekurangan oksigen pada November 2022.
Saat itu, hasil tangkapan nelayan di Danau Maninjau cukup banyak sampai beberapa hari. Namun setelah kondisi air mulai membaik, hasil tangkapan nelayan berkurang, sehingga harga cukup tinggi.
"Saat kondisi hasil tangkapan nelayan banyak harga rinuak hanya Rp20 ribu per kilogram dan sekarang naik Rp40 ribu sampai Rp60 ribu per kilogram," katanya.
Berita Terkait
Sumbar kawal implementasi penerapan Wajib Halal Oktober
Sabtu, 4 Mei 2024 13:20 Wib
BI ungkap tiga sektor asal Sumbar potensial kuasai pasar global
Senin, 29 April 2024 19:46 Wib
Kadin dorong digitalisasi UMKM untuk tingkatkan bisnis
Kamis, 25 April 2024 20:55 Wib
Festival durian upaya Solok Selatan majukan UMKM
Sabtu, 20 April 2024 13:58 Wib
Dinas Pangan Solok gelar bazar murah pangan sambut Idul Fitri 1445 H
Selasa, 9 April 2024 12:29 Wib
Sambut 26 tahun Kementerian BUMN, Semen Padang gelar pasar murah, mudik gratis dan bazar UMKM
Kamis, 4 April 2024 21:55 Wib
Bank Nagari bantu 1.000 UMKM di Sumbar terlindungi BPJS Ketenagakerjaan
Senin, 1 April 2024 16:04 Wib
Bupati Solok serahkan bantuan alat usaha untuk para pelaku UMKM
Minggu, 31 Maret 2024 16:41 Wib