Kematian ikan di Danau Maninjau bertambah 53 ton jadi 455 ton

id danau maninjau,kematian ikan danau maninjau,pemkab agam,sumbar

Kematian ikan di Danau Maninjau bertambah 53 ton jadi 455 ton

Foto udara kondisi keramba jaring apung (KJA) yang berisi ikan mati di Danau Maninjau, Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (19/11/2022). Data Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, sedikitnya sebanyak 400 ton ikan KJA di tiga kecamatan mati mendadak akibat angin kencang dan curah hujan tinggi sepekan terakhir. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/rwa.

Lubukbasung, (ANTARA) - Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat kematian ikan di Danau Maninjau bertambah sekitar 53 ton pada Selasa (22/11), sehingga total kematian menjadi 445 ton dampak kekurangan oksigen setelah angin kencang dan curah hujan tinggi melanda daerah itu sejak beberapa hari lalu.

"Kematian ikan 53 ton itu tersebar di Jorong Alai, Rambai, Ambacang Nagari Koto Malintang," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Rabu.

Ia mengatakan, kematian ikan itu dimulai dari 45 ton pada Jumat (18/11), menjadi 357 ton pada Sabtu (19/11) dan 53 ton pada Selasa (22/11), sehingga total menjadi 445 ton.

Menurutnya 445 ton ikan mati itu tersebar di tiga nagari yakni, di Tapian Tampuniak Jorong Tanjung Sani , Nagari Sungai Batang sebanyak 45 ton tersebar di 124 petak keramba jaring apung milik 27 petani.

Sedangkan di Jorong Muko-muko, Alai, Rambai dan Ambacang Nagari Koto Malintang sebanyak 168 ton tersebar di ratusan petak keramba jaring apung milik puluhan petani.

Selain itu di Jorong Sungai Tampang, Sigiran, Panta, Muko Jalan, Batu Nangai, Galapuang dan Pandan Nagari Tanjung Sani sebanyak 242 ton tersebar di 770 petak keramba jaring apung dengan pemilik 197 petani.

"Di Nagari Koto Malintang kematian ikan sebelumnya 115 ton di Jorong Muko-muko. Petani di Koto Malintang telah memanen ikan secara dini sebelum kematian tersebu," katanya.

Dengan kematian itu, tambahnya, maka petani mengalami kerugian Rp9,34 miliar, karena harga tingkat petani Rp21 ribu per kilogram.

Untuk itu, ia mengimbau petani untuk memanen ikan dan memindahkan ke lokasi penampungan sementara mencegah kerugian lebih besar.

Setelah itu, tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau yang bisa mengakibatkan pencemaran. "Kita telah mengingatkan petani saat melakukan kunjungan lapangan," katanya.