Wall Street meroket, indeks Nasdaq melonjak 3,06 persen

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq,laba emiten,saham teknologi,saham pertumbuhan

Wall Street meroket, indeks Nasdaq melonjak 3,06 persen

Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/Reuters/aa.

New York (ANTARA) - Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan indeks Nasdaq melonjak lebih dari tiga persen, setelah laporan kuartalan yang kuat dari Meta Platform mengangkat saham teknologi dan pertumbuhan yang terpukul serta mengimbangi kekhawatiran tentang kontraksi ekonomi AS pada kuartal pertama.

Indeks Dow Jones Industrial Average melambung 614,46 poin atau 1,85 persen, menjadi menetap di 33.916,39 poin. Indeks S&P 500 bertambah 103,54 poin atau 2,47 persen, menjadi berakhir di 4.287,50 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 382,60 poin atau 3,06 persen, menjadi ditutup pada 12.871,53 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor layanan teknologi dan komunikasi masing-masing melonjak 4,04 persen dan 3,89 persen, memimpin kenaikan.

Saham Meta Platform, induk Facebook melejit 17,6 persen setelah jejaring sosial itu melaporkan laba yang lebih besar dari perkiraan dan pulih dari penurunan pengguna.

Saham Qualcomm melonjak 9,7 persen, setelah pembuat chip itu memperkirakan pendapatan kuartal ketiga di atas ekspektasi analis. Saham raksasa teknologi AS lainnya, seperti Apple, Amazon, Netflix, dan induk Google, Alphabet, semuanya ditutup lebih tinggi.

Apple Inc perusahaan paling berharga di dunia, dan raksasa e-commerce Amazon.com Inc keduanya menguat lebih dari 4,0 persen menjelang laporan keuangan triwulanan mereka di kemudian hari.

Dalam perdagangan yang diperpanjang, Amazon jatuh sekitar 10 persen setelah perusahaan memperkirakan penjualan kuartal saat ini di bawah perkiraan Wall Street.

Sementara itu, Caterpillar Inc turun 0,7 persen setelah memperingatkan bahwa margin keuntungan pada kuartal saat ini kemungkinan akan tertekan dari melonjaknya biaya-biaya.

Di antara penggerak lainnya, Amgen Inc jatuh 4,3 persen, setelah pembuat obat itu mengatakan bahwa Layanan Pendapatan Internal AS (IRS) - lembaga pemerintah federal yang mengumpulkan pajak - mencari pajak balik tambahan sebesar 5,1 miliar dolar AS.

Investor telah membuang saham-saham pertumbuhan tinggi selama berminggu-minggu, karena kekhawatiran tentang inflasi, kenaikan suku bunga dan potensi perlambatan ekonomi. Bahkan dengan kenaikan kuat pada Kamis (28/4), Nasdaq yang berbasis teknologi turun hampir 10 persen pada April, berada di jalur penurunan satu bulan terdalam sejak Maret 2020.

Indeks S&P 500 telah naik atau turun 2,0 persen atau lebih dalam sehari sekitar 32 kali sejauh ini pada tahun 2022, dibandingkan dengan 24 hari seperti itu di sepanjang tahun 2021.

"Ketika suku bunga, jalur inflasi, dan apa yang akan dilakukan The Fed sangat fluktuatif, itu berarti perkiraan harga setiap aset lain jauh lebih sulit," kata Zach Hill, kepala Strategi Portofolio di Horizon Investments di Charlotte, North Carolina.

"Kami telah melakukan banyak data perolehan selama beberapa hari dan minggu terakhir dan pada umumnya, di luar beberapa kasus tertentu, fundamental yang mendasari perusahaan Amerika relatif kuat," kata Hill.

Ekonomi AS secara tak terduga berkontraksi pada kuartal pertama karena kasus COVID-19 melonjak lagi, dan uang bantuan pandemi pemerintah turun.

Penurunan pertama dalam produk domestik bruto sejak resesi pandemi pendek dan tajam hampir dua tahun lalu, dilaporkan oleh Departemen Perdagangan, sebagian besar didorong oleh defisit perdagangan yang lebih luas karena impor melonjak, dan perlambatan laju akumulasi persediaan.

Perang Ukraina, penguncian COVID China, dan lonjakan inflasi telah membebani prospek ekonomi global, memicu volatilitas menjelang pertemuan Federal Reserve Mei minggu depan. Pengamat Fed memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin.

Secara keseluruhan, laba kuartal pertama emiten lebih baik dari yang diperkirakan, dengan 81 persen dari 237 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan hasilnya sejauh ini mengalahkan ekspektasi Wall Street. Biasanya, hanya 66 persen perusahaan yang mengalahkan perkiraan, menurut data Refinitiv.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 12,3 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,8 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. Di seluruh pasar saham AS, saham yang naik melebihi jumlah yang turun dengan rasio 2,6 banding satu.