Lima rekomendasikan BI untuk pengembangan ekonomi Sumbar yang terdampak pandemi

id ekonomi Sumbar,bi,ekonomi sumbar terdampak pandemi,rekomendasi BI untuk ekonomi sumbar,berita sumbar,info sumbar,sumbar info

Lima rekomendasikan BI untuk pengembangan ekonomi Sumbar yang terdampak pandemi

Pekerja melakukan perawatan tanaman bibit kelapa sawit di lahan pembibitan Lubuk Minturun, Padang, Sumatera Barat, Jumat (26/2/2021). Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Sumatera Barat menargetkan replanting atau peremajaan kelapa sawit pada tahun 2021 seluas 8.000 hektare di lima Kabupaten. ANTARA/Arif Pribadi

Padang, (ANTARA) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat merekomendasikan lima upaya pengembangan ekonomi Sumbar yang terdampak pandemi COVID-19 agar bisa kembali tumbuh dan bangkit.

"Pertama yang perlu dilakukan adalah mendorong hilirisasi komoditas unggulan terutama ekspor," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Rabu.

Menurut dia, minyak kelapa sawit beserta produk olahan masih menjadi pendorong ekonomi Sumbar yang perlu didukung dan dikembangkan.

"Hilirisasi minyak kelapa sawit perlu terus dilakukan agar memberikan nilai tambah yang lebih besar terhadap perekonomian dan tidak terlalu rentan dengan fluktuasi harga," ujarnya.

Kemudian yang kedua menjadikan pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Ia menilai tren penurunan industri pengolahan mengindikasikan Sumbar memerlukan sumber pertumbuhan ekonomi baru.

"Kekayaan alam, seni dan budaya menjadi potensi besar pengembangan pariwisata Sumbar," kata dia.

Akan tetapi di tengah pandemi ini pariwisata harus bertransformasi dan mengutamakan protokol kesehatan serta perubahan perilaku pariwisata yang mulai meninggalkan wisata massal.

"Oleh sebab itu perlu pencanangan Sumbar sebagai provinsi wisata dan dan pencanangan tahun kunjungan wisata dengan peta jalan pengembangan yang jelas dan terukur," ujarnya.

Lalu melakukan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah serta ekonomi kreatif.

UMKM juga berperan penting dalam mendukung perekonomian Sumbar karena mayoritas pelaku usaha di Sumbar berskala UMKM.

"Perlu kebijakan untuk mendukung produktivitas kualitas, kreativitas kompetensi dan kapabilitas pelaku UKM sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Sumbar," kata dia.

Berikutnya mengembangkan ekonomi syariah dan pariwisata halal karena juga memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi Sumbar karena mayoritas warga adalah umat Islam.

"Pengembangan halal value chain pada unit usaha yang dimiliki pondok pesantren serta UMKM unggulan Sumbar perlu dilakukan untuk mendukung ekosistem industri halal," ujarnya.

Kelima mendorong pembayaran nontunai untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19 dan mendukung digitalisasi ekonomi.

Penggunaan pembayaran nontunai seperti QRIS perlu menjadi prioritas untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19.

Ia menilai perlambatan ekonomi akibat COVID-19 sehingga menjadi momentum untuk digitalisasi ekonomi.

"Pengembangan pasar lokapasar digital untuk UKM perlu terus didukung dalam rangka efisiensi dan inklusivitas ekonomi," katanya. (*)