Saatnya beralih ke mobil listrik gesit, tidak berisik dan irit

id mobil listrik

Saatnya beralih ke mobil listrik gesit, tidak berisik dan irit

GM PLN Sumbar Bambang Dwiyanto mencoba kabin mobil listrik di salah satu showroom mobil di Padang. (Antara/HO)

Padang (ANTARA) - Sepekan mengetes mobil elektrik Hyundai Kona menimbulkan kesan mendalam bagi Fitra eri reviewer otomotif terkemuka yang juga dikenal sebagai salah seorang pembalap.

Kendati harga jual Hyundai Kona mobil elektrik yang diproduksi pabrikan Korea itu masih terbilang tinggi yakni diatas Rp500 juta namun jauh lebih terjangkau ketimbang mobil elektrik sejenis yang sudah dulu ada dengan harga di atas Rp1 miliar.

Sejak awal Fitra memang sudah berniat jika hendak membeli mobil baru ia ingin membeli mobil listrik. Namun kendalanya adalah harga yang terbilang tinggi untuk Tesla saja mencapai di atas Rp1 miliar termasuk BMW i3.

Memasuki 2020 Hyundai menggebrak pasar otomotif Tanah Air dengan meluncurkan mobil listrik yang harganya lebih terjangkau yaitu Hyundai Kona dan Ioniq.

Keinginan Fitra pun kian kuat karena era mobil listrik mulai jadi trend dan ia berpikir jika diundur maka kesempatan tidak datang dua kali harga berpeluang naik.

Setelah menelpon dealer dan memesan unit ia pun menjadi penerima Hyundai Kona pertama di Tanah Air pada November 2020.

Ternyata sejumlah kelebihan didapat mulai dari bebas biaya servis bebas lima tahun dan motor listriknya garansi hingga delapan tahun.

Selain itu biaya perawatan jauh lebih rendah karena tidak perlu ganti biaya pajaknya hanya 30 persen dari kendaraan normal.

Sejumlah pertimbangan ia memilih mobil listrik adalah karena mobil listrik adalah masa depan mengingat bahan bakar fosil akan segera habis.

Oleh sebab itu pabrikan mobil sudah mulai berlomba-lomba merancang mobil listrik.

Dan tentu saja mobil listrik tidak bersuara dan tidak ada getaran mesin berbeda dengan mobil bahan bakar minyak sehingga menimbulkan sensasi baru berkendara.

Biaya operasional ternyata lebih murah ketimbang BBM jika dilakukan perbandingan jarak yang sama antara mobil listrik dengan mobil BBM.

Setidaknya biaya listrik yang dikeluarkan bisa lima kali lebih murah dibandingkan mobil BBM dan tentu saja pemilik mobil listrik tak perlu ke SPBU apalagi antre.

Memakai mobil listrik sama seperti memakai handphone saat tiba di rumah malam hari cukup dicolok listrik dan pagi hari sudah penuh.

Karakter mesin mobil listrik secara tenaga juga instan karena begitu digas torsinya seketika keluar.

Tentu saja para pengguna mobil listrik berkontribusi melestarikan lingkungan karena tidak ada polusi.

Praktis

Saat hendak mengisi ulang daya listrik ternyata salah satu kendala yang dihadapi Fitra Eri adalah terbatasnya daya listrik di rumah.

Namun setelah berkonsultasi dengan pihak PLN ia disarankan memasang sambungan baru sebesar 7.700 wat khusus untuk mengisi ulang sehingga bisa lebih cepat.

Ternyata proses sambungan baru juga praktis karena cukup lewat aplikasi menggunakan telepon pintar.

Ia pun memilih listrik prabayar dan cukup membeli token.

Jika menggunakan kapasitas maksimal untuk mengisi ulang dengan daya listrik 6,6 kw hanya butuh waktu 1 jam 50 menit.

Baterai Hyundai Kona memiliki kapasitas 39,2 kwh dan dapat menempuh perjalanan hingga 365 kilometer tanpa mengisi ulang baterai.

Berdasarkan penghitungan yang dilakukan 1 kwh mampu menggerakan mobil hingga 8,7 kilometer dengan harga 1 kwh Rp1.691 atau hanya Rp195 per kilometer.

Artinya untuk menempuh perjalanan sejauh 365 kilometer cukup mengeluarkan biaya listrik Rp58 ribu, sebagaimana dikutip dai kanal youtube Fitra Eri.

Sementara dengan total jarak tempuh 1.278 kilometer hanya mengonsumsi listrik 147,81 kwh atau setara dengan Rp249 ribu dan jika menggunakan BBM setara dengan Rp1,2 juta.

Simulasi pengunaan SPKLU usai peluncuran aplikasi Charge.IN oleh Dirut PLN. (Antara/HO)


Dukungan PLN

Menyambut era mobil listrik PLN telah menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum dan berdasarkan data yang dihimpun terdapat terdapat 102 unit SPKLU tersebar di 73 lokasi.

Bahkan untuk memudahkan pengguna isi ulang PLN juga meluncurkan aplikasi charge in yang bisa diunduh menggunakan telepon pintar.

Dengan aplikasi itu pengguna bisa mengatur proses pengisian hingga kapasitas daya terisi dan pembayaran.

Dengan demikian masyarakat tak perlu khawatir menggunakan mobil listrik karena bisa mengisi ulang daya di SPKLU.

Aplikasi ini memudahkan para pemilik kendaraan listrik dalam hal pengisian daya karena dapat menunjukkan lokasi SPKLU maupun besaran pengisian daya.

Aplikasi Charge in adalah aplikasi charging yang pertama pada SPKLU bagi konsumen pemilik KBLBB. Dengan aplikasi Charge in, pemilik KBLBB bisa mengontrol dan memonitor pengisian baterai mobil atau motor listrik di stasiun-stasiun pengisian atau SPKLU,” kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini.

Aplikasi PLN Charge in sudah tersedia di google playstore, sehingga saat ini masyarakat sudah dapat menikmati kemudahan dalam mengisi daya kendaraan listrik.

Guna memastikan kesiapan aplikasi Charge.in, Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo juga melakukan simulasi pengisian daya mobil listrik di SPKLU PLN UID Disjaya.

"Aplikasi ini terbukti dapat berfungsi dengan baik, dan ke depannya PLN terus berupaya lakukan pengembangan demi memberikan pelayanan yang terbaik. Selain itu PLN juga memberikan stimulus melalui keringanan tambah daya, pasang baru, tarif listrik, rekening minimum kepada pengguna KBLBB yang melakukan home charger dan private charger, serta badan usaha SPKLU maupun SPBKLU," jelas Darmawan.

Mobil listrik adalah masa depan karena selain biaya pengisian ulang daya lebih murah, perawatan juga lebih murah dan yang pastinya lebih ramah lingkungan karena bebas emisi.