Petani Bungus dapat bantuan sapi Kementan RI, sempat mati 10 ekor kini berkembang jadi 25 ekor

id berita padang,berita sumbar,sapi

Petani Bungus dapat bantuan sapi Kementan RI, sempat mati 10 ekor kini berkembang jadi 25 ekor

Anggota DPR RI Hermanto meninjau sapi bantuan Kementan RI yang dipelihara Kelompok Tani Sawah Mandarek Bungus Padang. (antarasumbar/Istimewa)

Bahkan sekarang sudah ada cucu dari sapi bantuan tersebut,
Padang (ANTARA) - Kelompok Tani Sawah Mandarek, Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang sukses mengembangkan ternak sapi bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI yang difasilitasi oleh Anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Sumatera Barat I, Hermanto.

"Berkat kegigihan dan keuletan bantuan sapi yang diberikan pada 2017 ini sempat mati sampai 10 ekor, namun sekarang sudah berkembang jadi 25 ekor," kata Ketua Kelompok Tani Sawah Mandarek Efrinaldi di Padang, Jumat.

Ia menyampaikan itu pada kunjungan kerja Anggota DPR RI Hermanto ke Dapil Sumatera Barat I.

Menurut Efrinaldi, kelompoknya menerima bantuan sapi Bali sebanyak 20 ekor. Tidak lama setelah tiba di lokasi, sapi tersebut satu per satu mati karena wabah yang diduga virus Jembrana sampai 10 ekor.

Akibat wabah tersebut tinggal 10 ekor sapi yang tersisa berhasil hidup dan terus berkembang biak hingga kini berjumlah total 25 ekor.

"Bahkan sekarang sudah ada cucu dari sapi bantuan tersebut," kata dia.

Sementara Anggota DPR RI Hermanto menilai kesabaran, ketekunan dan kekompakan kelompok tani ini luar biasa sehingga bisa mengubah keterpurukan menjadi keberhasilan.

"Patut menjadi contoh bagi petani lainnya," ucap Hermanto.

Hermanto menilai para petani yang berhasil mengelola bantuan pemerintah perlu mendapat apresiasi.

"Mereka ini pahlawan karena berhasil menjaga dan mengembangkan aset negara, sekalipun keuntungannya untuk kesejahteraan mereka sendiri," tutur legislator dari Fraksi PKS ini.

Kunjungan Hermanto ke lokasi tersebut, dimanfaatkan oleh petani setempat untuk menyampaikan berbagai aspirasinya.

Efrinaldi sebagai Ketua Kelompok Sawah Mandarek menyebutkan belum lama ini di lokasinya diterjang banjir besar yang menyebabkan irigasi rusak dan ada yang putus. Selain itu batu-batu besar berserakan di sawah.

Ia minta irigasi diperbaiki dan batu-batu besar itu diangkat dengan alat berat.

Ia juga minta bantuan mesin tempel dan alat tangkap ikan untuk perahu nelayan. Satu kelompok nelayan berjumlah 20 orang.

Saat ini hanya punya 2 unit mesin tempel. Dua unit mesin tempel itu dipakai secara bergantian oleh 20 nelayan. "Perahunya sudah ada, mesin tempelnya yang kurang," ujar Efrinaldi.