Agen FBI Bunuh Saksi Kasus Bom Boston Saat Interogasi

id Agen FBI Bunuh Saksi Kasus Bom Boston Saat Interogasi

Miami, (Antara/AFP) - Seorang agen FBI menembak mati seorang pria di Negara Bagian Florida, AS, Rabu, ketika ia diinterogasi dalam kaitan dengan serangan bom pada Marathon Boston, kata biro penyelidikan AS itu. Menurut laporan-laporan media AS, pria itu mengetahui salah seorang pelaku pemboman tersebut. Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) mengatakan, pria itu memulai "konfrontasi keras" selama interogasi pada Rabu pagi di Orlando, Florida, dan tewas, sementara seorang agen FBI "menderita luka-luka yang tidak mengancam jiwanya". FBI tidak menyebutkan nama pria yang tewas itu, namun surat kabar Orlando Sentinel mengidentifikasi korban sebagai Ibragim Todashev (27). Pria itu diinterogasi oleh agen FBI, dua polisi Negara Bagian Massachusetts dan aparat penegak hukum lain, kata FBI dalam sebuah pernyataan tanpa penjelasan terinci lebih lanjut. Todashev disebut-sebut sebagai teman tersangka pembom Boston, Tamerlan Tsarnaev, yang dikenalnya karena sama-sama memiliki hobi seni bela diri. Kakak-beradik Tsarnaev etnik Chechnya dituduh sebagai pelaku dalam pemboman Marathon Boston pada 15 April. Polisi AS menangkap Dzhokhar Tsarnaev (19),yang kini berada dalam penahanan dan dituduh melakukan pemboman tersebut. Kakaknya, Tamerlan Tsarnaev (26), tewas pada 18 April selama perburuan oleh aparat keamanan. Penyelidik belum menyimpulkan bahwa kakak-beradik Chechnya itu merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar. Pengamanan diperketat di Washington dan wilayah-wilayah lain AS setelah pemboman mematikan di dekat garis finish pada Marathon Boston yang menggemparkan dunia itu. Marathon Boston merupakan salah satu even atletik tahunan terbesar yang diadakan di AS, yang diikuti hampir 27.000 peserta yang memenuhi syarat dan disaksikan puluhan ribu penonton. Para pemimpin Chechnya menyatakan, kedua tersangka pembom Boston tidak dikenal di wilayah Rusia selatan itu meski mereka keturunan Chechnya. "Mereka tumbuh di Amerika, pandangan dan keyakinan mereka terbentuk di sana. Akar kejahatan harus dicari di Amerika," kata Ramzan Kadyrov, pemimpin republik Kaukasus Utara itu, dalam pernyataan di akun Instagram-nya, Jumat (19/4). Kadyrov sebelumnya mengatakan kepada Kantor Berita RIA Novosti, "Kami tidak mengenal Tsarnaev bersaudara. Mereka tidak tinggal di Chechnya. Mereka tinggal dan belajar di Amerika. Apa yang terjadi di Amerika adalah kesalahan badan-badan khusus Amerika." Lawatan Tamerlan Tsarnaev ke wilayah bergolak Kaukasus Utara Rusia tahun lalu menimbulkan kecurigaan bahwa ia mungkin melakukan kontak dengan kelompok-kelompok militan yang berjuang melawan Moskow untuk mendirikan sebuah negara Islam. Namun, sebuah pernyataan dari kelompok militan yang beroperasi di Dagestan, dimana kakak-beradik penyerang bom Boston itu dibesarkan ketika masih anak-anak, mengatakan bahwa Emirat Kaukasus pimpinan Doku Umarov, tokoh yang paling diburu di Rusia, tidak berperang dengan Washington dan tidak menyerang AS. (*/sun)