Supreme Energy Muaralaboh bagikan 7.500 bibit saat Apel Siaga Bencana

id Supreme Energy Muarlaboh,apel siaga bencana ,Solok Selatan

Supreme Energy Muaralaboh bagikan 7.500 bibit saat Apel Siaga Bencana

Petugas BPBD bersama tim kesehatan menyelamatkan seorang warga yang luka-luka saat simulasi menghadapi bencana alam saat apel kesiapsiagaan bencana, Rabu (ANTARA/HO-Humas Solok Selatan)

Padang Aro (ANTARA) - PT Supreme Energy Muaralaboh, Kabupetan Solok Selatan, Sumatera Barat, membagikan 7.500 batang bibit pohon saat apel siaga bencana untuk memotivasi masyarakat agar peduli lingkungan.

"Pembagian bibit pohon ini untuk mendorong atau memotivasi masyarskat untuk peduli terhadap lingkungan dalam hal ini mitigasi bencana melalui penanaman pohon sebanyak mungkin," kata Field Representatif PT Supreme Energy Muaralaboh Bujang Joan Datuak Panyalai, di Padang Aro, Rabu.

Dia menyebutkan, 7.500 batang bibit tanaman yang dibagikan yaitu manggis, macademia, kayu manis, aren, petai dan mahoni untuk masyarakat sekitar proyek dan kegiatan penghijauan di bantaran sungai Bangko Putih.

Pembagian bibit pohon ini, selain untuk penghijauan masyarakat juga akan mendapatkan efek ekonomi di kemudian hari.

Saat ini katanya, penanaman fokus di bantaran sungai dan kebun serta pekarangan masyarakat karena sebagian besar tanamannya adalah tanaman peoduktif.

"Penanaman akan dilakukan pada Rabu 12 februari 2020 dan program ini merupakan kerja sama PT SEML dengan BPBD (Destana) dan pemerintahan nagari," ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan melaksanakan apel siaga bencana sebagai kesiapsiagaan menghadapi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Muara Labuh, Rabu (29/1).

Bertindak sebagai inspektur apel Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto dan diikuti personel TNI, Polri, BPBD, Pol PP, Dishub, Tenaga Kesehatan, Pemadam Kebakaran, PDAM, Kalangan Dunia Usaha atau Perusahaan, PLN, serta relawan bencana.

Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto yang membacakan pidato Bupati Solok Selatan menyebutkan, latihan kesiapsiagaan mandiri dalam meningkatkan penyadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan seluruh komponen bangsa dalam menghadapi potensi bencana perlu dilakukan.

Hal itu katanya, berdasarkan hasil survey di Jepang pada kejadian gempa tahun 1995, menunjukkan bahwa persentase korban selamat dalam durasi “golden time” justru dari kesiapsiagaan diri mandiri (35%).

"Jelas bahwa penguasaan dan pengetahuan yang dimiliki oleh diri sendiri untuk menyelamatkan dirinya dari potensi bencana sangat penting sehingga pentingnya kita lakukan latihan kesiapsiagaan,"ujarnya.

Selain itu katanya, kepala BNPB menegaskan bahwa gambaran tren bencana kedepan juga akan cenderung meningkat karena pengaruh beberapa faktor, seperti bertambahnya jumlah penduduk, urbanisasi, degradasi lingkungan, kemiskinan dan pengaruh iklim global.

Yang tidak kalah pentingnya, imbuhnya, bagaimana warga masyarakat mengenal ancaman dan risiko di sekitar tempat tinggalnya.

Sekretaris Daerah Solok Selatan Yulian Efi didampingi Kalaksa BPBD Richi Amran menambahkan latihan kesiapsiagaan bencana ini bertujuan untuk mempersiapkan personil apabila suatu saat terjadi bencana, mengingat sering terjadi bencana alam di Kabupaten itu.

"Hari ini kami sudah menyiapkan regulasi dan personil untuk penanganan bencana,"katanya.