Sudah hasilkan listrik 85 MW, Supreme Energy Muaro Labuah siapkan produksi tahap dua 65 MW

id Panas Bumi Solok Selatan,Supreme Energy,Produksi Listrik Solok Selatan

Sudah hasilkan listrik 85 MW, Supreme Energy Muaro Labuah siapkan produksi tahap dua 65 MW

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi oleh PT Supreme Energy Muaro Labuah di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. (ANTARA/HO-PT SEML)

Padang Aro (ANTARA) - PT Supreme Energy Muaro Labuah yang bergerak bidang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sudah memulai persiapan untuk memasuki tahap dua dalam memproduksi listrik yang memanfaatkan potensi panas bumi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.

EVP Relations dan Support Services PT Supreme Energy Priyandaru Effendi, di Padang Aro, Kamis, mengatakan pihaknya sudah mulai tender Engineering, Procurement, and Construction (EPC), pengeboran dan secara paralel menyelesaikan perjanjian jual beli dengan PLN.

"Pengembangan tahap dua kapasitas 65 MW dan membutuhkan investasi U$400 juta dan akan segera dimulai setelah negosiasi PPA (Power Purchase Agreement) selesai," katanya.

Dia mengatakan, dalam PPA pihaknya memiliki batas maksimal pendistribusian listrik ke PLN 220 megawatt.

Akan tetapi, imbuhnya untuk tahap dua kapasitasnya hanya 65 MW dan tahap satu 85 MW jadi jumlahnya baru sekitar 150 MW.

Sedangkan sisanya, kata dia, berada dalam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan warisan dunia sehingga tidak bisa diputuskan oleh negara semata tetapi butuh persetujuan Unesco.

Baca juga: Listrik panas bumi mulai dinikmati warga Solok Selatan

"Jadi sekarang kami coba yang cepat saja dulu dengan 65 MW dan sisanya terus diupayakan," katanya.

Saat ini Supreme Energy Muaro Labuah memiliki enam tapak sumur tetapi hanya tiga yang menjadi sumur produksi yaitu A, H dan F sedangkan E, B dan D menjadi sumur injeksi.

Untuk pemanfaatan tahap satu dengan kapasitas 85 MW baru di tapak sumur A sedangkan yang lainnya belum termanfaatkan.

Direktur bisnis regional PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, sekarang PLN memiliki cadangan listrik 10-20 persen.

"Pertumbuhan penjualan listrik saat ini tidak masih rendah oleh sebab itu diharapkan pemerintah lebih giat lagi mengundang investasi supaya listrik ini terserap," ujarnya.

Baca juga: Pembangunan SUTT Solok Selatan-Dharmasraya tercepat di Indonesia

Untuk Sumbar, katanya, pada 2019 pertumbuhan penjualan listrik paling rendah di Sumatera yaitu hanya 1,4 persen.

Menurutnya ini dipengaruhi berbagai sebab salah satunya karena Semen Padang menurunkan produksi dan belum tumbuhnya industri baru.

Oleh sebab itu pemerintah diharapkan lebih giat lagi mengundang investasi karena sekarang sudah didukung oleh listrik yang memadai.

Ketua DPRD Solok Selatan Zigo Rolanda mengatakan PT Supreme Energy Muaro Labuah sudah memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

Baca juga: Royalti hasil penjualan listrik proyek panas bumi tambah PAD Solok Selatan, kata Wabup

Selain itu juga sudah meningkatkan kualitas rekanan yang bergerak di bidang konstruksi sebab mereka bisa belajar dari kontraktor berskala nasional.

"Setiap industri pasti butuh listrik dan sekarang di Solok Selatan sudah memadai sehingga diharapkan banyak investasi yang masuk," katanya.