BPJS Kesehatan jemput bola hingga ke tengah hutan sawit

id berita padang, berita sumbar, BPJS Kesehatan,bpjs kesehatan padang

BPJS Kesehatan jemput bola hingga ke tengah hutan sawit

Layanan mobil keliling BPJS Kesehatan di Silaut Pesisir Selatan. (Antara/istimewa)

Padang, (ANTARA) - Senin dini hari (2/12) pukul 03.00 WIB, Riko Purnama seorang pengemudi yang bekerja di BPJS Kesehatan Cabang Padang sudah terjaga dari tidur nyamannya. Setelah mandi dan memastikan semua perlengkapan masuk ke dalam ranselnya, Riko bergegas menuju kantor bermodal sepeda motor klasik yang dibeli beberapa bulan yang lalu.

Sesampainya di kantor, dengan sigap Riko langsung membersihkan mobil operasional yang akan dikemudikan menuju ke perbatasan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Bengkulu. Sudah menjadi agenda rutin bulanan bagi BPJS Kesehatan Cabang Padang untuk melaksanakan layanan jemput bola di kabupaten Pesisir Selatan dengan kondisi geografis memanjang ini.

“Hari ini saya dikasih tugas ngantar pegawai buka layanan jemput bola di perbatasan provinsi. Jaraknya dari sini sekitar 300 kilometer. Kalau diestimasi waktu tempuhnya, ya bisa delapan jam sampai . Kami nanti masuk ke pabrik, lokasinya itu di tengah-tengah kebun sawit," tutur Riko melalui siaran pers yang diterima Antara Sumbar..

Jalannya, sambung Riko, masih tanah berbatu. Ia berharap semoga tidak turun hujan. Karena jika hujan, mobil yang ia kemudikan terancam gagal menjangkau lokasi atau malah terjebak di dalam perkebunan sawit menunggu jalan kering, kalau dipaksa ban bisa selip.

"Karena medannya ekstrem itu kami pakai mobil lain yang lebih sesuai dengan kondisi lapangan. Selain kondisi jalan, kenyamanan pegawai juga jadi pertimbangan, kasihan punggung samo pinggang," katanya.

Layanan jemput bola ini biasa disebut dengan Mobile Customer Service (MCS) oleh BPJS Kesehatan, tujuan utamanya tak lain untuk mendekatkan layanan administrasi kepada seluruh Peserta JKN-KIS yang terkendala masalah akses dan jarak, seperti Kabupaten Pesisir Selatan ini. Biasanya BPJS Kesehatan diberikan tempat khusus oleh Kantor Camat, Puskesmas atau perusahaan perkebunan untuk buka layanan.

Sejak dulu akses dan jarak memang menjadi kendala bagi warga Kabupaten Pessel bagian selatan karena pusat pemerintahan berada di bagian utara. Waktu tempuh antara ibu Kota dengan kecamatan terujung Kabupaten Pessel sekurang-kurangnya lima jam perjalanan darat.

Berdasarkan fakta tersebut, MCS bisa dimanfaatkan masyarakat sisi selatan Kabupaten Pessel untuk mengurus hal-hal lain yang berkaitan dengan informasi dan keadministrasian peserta JKN-KIS antara lain pendaftaran peserta JKN-KIS dan layanan turun kelas, informasi tagihan iuran dan pembayaran, informasi status kepesertaan, pencetakan kartu serta pemindahan fasilitas kesehatan tingkat pertama, registrasi Mobile JKN juga penanganan pengaduan.

“Kalau dengar cerita orang Silaut sana, ke Painan pakai transportasi umum itu bisa sampai Rp300ribu. Yang bikin lemes berangkatnya harus habis subuh, sampai rumahnya lagi nanti sesudah maghrib. Kalau punya kendaraan sendiri baru lebih murah dan cepat,” ungkap Riko menceritakan keluhan warga.

Sebelum adzan subuh di Kota Padang bekumandang pada pukul 04.40 WIB, Riko sudah menginjak pedal gas mobil operasionalnya. Di dalam mobil sudah duduk menahan kantuk dua Duta BPJS Kesehatan Cabang Padang Agus Purnama dan Mohammad Aditya Yoma.

Sementara Aditya menceritakan secara keseluruhan hari pertama layanan jemput bola berjalan lancar. Antusias warga yang notabene karyawan pabrik dan karyawan kebun luar biasa, mereka sudah mengantre sebelum mobil BPJS Kesehatan tiba. Warga gembira karena MCS hadir ke tengah mereka sehingga tidak perlu repot datang ke kantor BPJS Kesehatan yang jaraknya ratusan kilometer dengan medan yang cukup berat.

“Kami buka layanan dari jam sebelas siang sampai jam enam sore. Lebih dari seratus karyawan PT Incasi Raya Muara Sakai yang datang pada hari pertama, rumah mereka di sekitaran pabrik. Mereka senang, sehingga tak ada rasa letih kami meskipun jalan jauh dan memberikan pelayanan hingga menjelang petang,” tutur Adit.

Malam itu Riko, Agus dan Adit menginap di mes karyawan PT Incasi Raya Muara Sakai yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari lokasi pelayanan. Meski terlihat sudah lama tak dihuni, tapi menurut Adit mess tersebut kondisinya masih bagus.