Jakarta (ANTARA) - Politikus Partai Golkar Djafar Ruliansyah Lubis menolak pemilihan ketua umum secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional Golkar pada Desember 2019.
Menurut Djafar, Golkar akan hancur bila kembali ke pola era masa lampau yang sejak reformasi telah ditinggalkan oleh partai itu, salah satunya mekanisme aklamasi dalam memilih ketua umum.
"Jadi, hentikan dan janganlah lagi kita gunakan mekanisme pola era Orde Baru," kata Djafar di Jakarta, Minggu.
Menurut Wakil Sekretaris Badan Kajian Strategis dan Intelijen Partai Golkar itu, sejak reformasi Golkar telah menjadi cermin politik demokrasi di Indonesia.
"Golkarlah yang pertama kali mempertontonkan pada rakyat Indonesia soal demokrasi pemilihan pemimpin partainya dengan meninggalkan pola jadul sistem aklamasi," ujarnya.
Golkar, lanjut Djafar, juga merupakan partai politik pertama di Indonesia yang memakai sistem konvensi dalam menentukan pilihan calon presiden.
"Hancurnya Partai Golkar jika kembali ke pola-pola era masa lampau yang sudah ditinggalkan, majunya Partai Golkar di tangan kadernya itu sendiri, bukan oleh orang luar atau lain," ujarnya.
Berita Terkait
Golkar lebih dorong Ridwan Kamil maju Pilkada Jawa Barat
Kamis, 25 April 2024 21:03 Wib
Airlangga: Jokowi-Gibran sudah masuk keluarga Golkar
Rabu, 24 April 2024 14:08 Wib
Politisi Golkar nilai gugatan kubu 01 dan 03 tidak masuk akal
Minggu, 31 Maret 2024 14:03 Wib
Presiden Jokowi tanggapi isu jabat Ketum Partai Golkar
Kamis, 21 Maret 2024 10:54 Wib
Partai Golkar raih suara terbanyak di pemilu DPRD Pasaman Barat
Rabu, 6 Maret 2024 20:08 Wib
Airlangga lantik Paulus Waterpauw menjadi Ketua DPD Golkar Papua Barat
Senin, 27 November 2023 10:31 Wib
Prabowo dan Airlangga sambangi Istana Merdeka usai deklarasi Golkar
Sabtu, 21 Oktober 2023 17:14 Wib
Golkar usulkan Gibran Rakabuming jadi bakal cawapres untuk Prabowo
Sabtu, 21 Oktober 2023 12:12 Wib