Tingkatkan kompetensi guru, Tanah Datar gelar seminar Milennial Teacher

id Milennial Teacher

Tingkatkan kompetensi guru, Tanah Datar gelar seminar Milennial Teacher

Herdinal (tengah) pelaksana Indonesia Milenial Teacher Festival (Antara/Etri Saputra)

​​​​​​​Batusangkar, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, bakal melaksanakan Indonesia Millennial Teachers Festival (INTF) kepada para guru didaerah itu yang diadakan di halaman Istana Basa Pagaruyung Selasa (15/10).

"Acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas guru, serta emosional guru," kata Pelaksana IMTF Herdinal di Batusangkar, Jum'at.

Ia mengatakan sejak masuk ke Sumatera Barat IMTF sudah digelar di depan kabuoaten kota termasuk Tanah Datar, yakni Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten, Agam, Kota Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pasaman, dan sekarang di Tanah Datar.

Ia mengaku acara tersebut diadakan murni secara swadaya, tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan tidak ada paksaan.

"Hanya berbayar Rp150 ribu, silahkan daftarkan nama, semuanya boleh masuk tidak ada paksaan. Kita nantinya juga mengundang Kak Seto, Kintani dan motivator Dedi Vitra Johor," katanya.

Ia mengatakan Kak Seto datang ke acara tersebut bukan bicara IQ guru, tetapi masalah emosional gurunya yang dibangkitkan. Karena menurut dia sekarang banyak sekolah negeri sudah mulai ditinggalkan karena kemampuan gurunya biasa-biasa saja.

Pada zaman milenial sekarang, guru harus mampu mengerti dengan kapasitas emosional anak, dan kelemahan guru kebanyakan saat ini adalah jarang sekali membaca buku psikologi anak.

"Ke depannya bagaimana membuat guru itu mengingatkan kapasistasnya membangkitkan kemampuan anak sehingga anak itu berani bermimpi," ujarnya

Sementara motivator Dedi Vitra Johor berbicara tentang "dream dan Imtek", seorang guru selain harus punya kepandaian pribadi dia juga harus punya impian profesional, misalnya guru hebat milenial beeprestasi.

Ia menilai saat ini masih banyak guru yang mengajarnya masih ortodok bahan dan gayanya masih gaya lama, sudah tidak sejalan dengan milenial.

"Selain itu tujuan acara ini adalah satu anak satu bangsa harganya, tidak ada lagi ada anak yang membuli guru dan guru yang membuli guru," ujannya.