10 tahun gempa Sumbar, Pakar: Padang perlu tingkatkan mitigasi struktural agar lebih siap hadapi gempa

id berita padang, berita sumbar, berita terkini,gempa padang 2009, gempa padang barusan,bmkg,bmkg bali,bmkg twitter,tugu gempa padang

10 tahun gempa Sumbar, Pakar: Padang perlu tingkatkan mitigasi struktural agar lebih siap hadapi gempa

Foto udara sejumlah bangunan hotel yang pernah rusak akibat gempa 30 September 2009, kini sudah dibangun dan bisa dimanfaatkan kembali, di Padang, Sumatera Barat, Senin (30/9/2019). Data BPBD Kota Padang, tepat 10 tahun pasca gempa 7,6 SR, kini kota itu sudah memiliki 58 bangunan ramah gempa yang bisa digunakan untuk tempat evakuasi tsunami, termasuk bangunan hotel, pasar, dan masjid. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Padang, (ANTARA) - Pakar Kebencanaan Universitas Andalas (Unand) Padang Dr Badrul Mustafa menilai perlu dilakukan upaya meningkatkan mitigasi struktural di Padang agar lebih siap menghadapi gempa.

"Apalagi saat ini masih ada ancaman gempa megathrust yang bersumber dari segmen Siberut dan belum mengeluarkan energi, mitigasi struktural penting dilakukan sebagai langkah antisipasi," kata dia di Padang, Senin.

Ia menyampaikan hal itu terkait peringatan 10 tahun gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter yang mengguncang kota Padang dan sekitarnya pada 30 September 2009 menewaskan 1.117 orang.

Badrul menjelaskan mitigasi struktural adalah memastikan bangunan terutama yang menjadi tempat berhimpun banyak orang seperti pusat perbelanjaan, sekolah, rumah sakit dan perkantoran ramah dan tahan gempa.

Ia menilai bangunan yang dibangun usai gempa 2009 diasumsikan saat ini kondisinya lebih ramah gempa dan memenuhi standar karena sudah ada kepedulian akan pentingnya konstruksi yang kuat.

Akan tetapi bangunan yang sudah ada sebelumnya dan saat gempa 2009 masih kokoh perlu dilakukan penilaian ulang apakah kekuatannya masih layak, kata dia.

Penilaian ulang perlu dilakukan oleh pakar bidang sipil sehingga bisa memetakan bangunan yang masih aman dan yang perlu diperkuat hingga dibangun ulang, katanya.

Kemudian terkait dengan keberadaan tempat evakuasi sementara seandainya tsunami datang perlu ditambah jumlahnya.

"Ke depan bentuknya harus berbeda dengan empat bangunan yang sudah ada saat ini," ujar dia.

Ia menilai empat tempat evakuasi sementara yang ada saat ini fungsinya kurang maksimal karena hanya dikhususkan dipakai saat evakuasi saja.

Sedangkan untuk sehari-hari tidak terpakai, ke depan bisa dibuat bangunan yang bermanfaat misalnya kantor pemerintah seperti camat atau lurah yang berada di zona rawan tsunami direhab dan dijadikan tempat evakuasi sementara, ujarnya

Jadi selain memberikan rasa nyaman kepada pegawai yang bekerja juga menjadi tempat evakuasi sementara bagi warga sekitar, katanya lagi.