BI Nilai Toko Tani efektif kendalikan inflasi

id berita padang,berita sumbar,berita ekonomi hari ini,inflasi sumbar, toko tani indonesia,berita tentang pengangguran

BI Nilai Toko Tani efektif kendalikan inflasi

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno bersama Wagub Nasrul Abit dan Kepala Bidang Distribusi Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Inti Pertiwi Naswari meninjau Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Sumbar. (Antara/istimewa)

Padang, (ANTARA) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat menilai pengembangan Toko Tani Indonesia merupakan salah satu upaya yang strategis dalam pengendalian inflasi di daerah ini.

"Pengembangan toko tani perlu dilakukan di seluruh kabupaten dan kota di Sumbar, selain itu Gedung Pengendalian Inflasi juga perlu dioptimalkan keberadaannya," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Sabtu.

Menurutnya tidak hanya di tingkat provinsi, di kabupaten kota perlu dibuat replikasi gedung pengendalian inflasi.

Selain itu realisasi perdagangan antardaerah perlu dimaksimalkan, kata dia.

Ia menilai realisasi perdagangan antar daerah dapat dilakukan melalui pembentukan sekretariat bersama serta perjanjian kerja sama antar kabupaten dan kota.

Tak hanya itu juga perlu dilakukan perbaikan dan penguatan data komoditas sehingga diketahui produksi dan aliran barang.

Kebijakan pemerintah menurunkan tarif batas atas penerbangan pada jadwal penerbangan tertentu mendorong terjadi deflasi di Sumbar pada Agustus 2019 berada pada posisi 0,06 persen.

Sebelumnya pada Agustus 2019 indeks Harga Konsumen (IHK) umum pada Agustus 2019 terpantau deflasi sebesar 0,06 persen dibandingkan Juli 2019 yang mengalami inflasi sebesar 0,84 persen

Laju deflasi Sumatera Barat pada Agustus 2019 tidak sedalam deflasi Kawasan Sumatera yang mencapai 0,13 persen namun lebih rendah dibandingkan nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,12 persen, kata Wahyu.

Ia menjelaskan deflasi pada Agustus 2019 terutama berasal dari kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.

Ditinjau dari komoditas, deflasi kelompok bahan makanan terutama berasal dari penurunan harga bawang merah dan daging ayam ras.

Menurunnya harga bawang merah didorong oleh terjaganya pasokan dari dalam maupun luar Sumatera Barat seiring dengan mulai masuknya musim panen di daerah sentra produksi, kata dia.

Sementara itu, harga daging ayam ras di pasar turut mengalami deflasi dipicu melimpahnya pasokan ayam ras potong terutama di tingkat peternak.

Dari kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, deflasi terutama berasal dari penurunan tarif angkutan udara sejak Juli 2019.

Masih berlanjutnya deflasi tarif angkutan udara seiring dengan normalisasi permintaan serta imbas kebijakan Pemerintah untuk menurunkan harga hingga 50 persen dari tarif batas atas terutama pada jadwal penerbangan tertentu, ujarnya.

Di sisi lain, tekanan kenaikan harga di Sumatera Barat terutama bersumber dari meningkatnya harga beberapa komoditas strategis, seperti cabai merah, emas perhiasan, dan sekolah dasar.

Komoditas cabai merah terpantau masih mengalami tren kenaikan harga karena masih terbatasnya pasokan di pasar dan meningkatnya permintaan saat Idul Adha serta musim baralek gadang (pernikahan) pada Agustus 2019.