Israel halangi dua perempuan anggota Kongres AS yang kritis masuk negaranya

id Israel,Ilhan Omar,Rashida Tlaib,Palestina

Israel halangi dua perempuan anggota Kongres AS yang kritis masuk negaranya

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintahnya menghalangi perempuan anggota Kongres Rashida Tlaib dan Ilhan Omar karena dukungan mereka buat gerakan internasional untuk memboikot Israel (Reuters)

Washington, (ANTARA) - Pemerintah Israel pada Kamis (15/8) memilih untuk menghalangi dua perempuan anggota Kongres AS untuk mengunjungi negeri tersebut dan Tepi Barat Sungai Jordan, yang diduduki, sehingga menyulut pengutukan luas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintahnya menghalangi perempuan anggota Kongres Rashida Tlaib dan Ilhan Omar karena dukungan mereka buat gerakan internasional untuk memboikot Israel.

Wakil terpilih tersebut telah menjadi pendukung kuat bagi gerakan pro-Palestina bagi, Boikot, Divestasi dan Sanksi yang berusaha meningkatkan tekanan ekonomi atas Israel karena perlakuannya terhadap orang Palestina di Israel dan wilayah pendudukan, dan berlanjutnya pembangunan permukiman di Tepi Barat yang dipandang tidak sah berdasarkan hukum internasional.

"Hukum Israel melarang masuk ke Israel mereka yang menyerukan dan bekerja untuk menjatuhkan sanksi atas Israel, seperti yang dilakukan negara demokrasi lain yang melarang masuk orang yang berusaha membahayakan negeri tersebut," kata Netanyahu di Twitter, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat.

Kedua anggota parlemen AS itu adalah dua Muslimah pertama yang terpilih dalam sejarah AS, dan telah mengeritik dukungan Washington buat Israel, setelah Presiden Donald Trump --yang cuma beberapa menit sebelum pengumuman Israel mengatakan, "Israel akan memperlihatkan kelemahan besar jika mengizinkan anggota parlemen tersebut berkunjung."

Kedua anggota parlemen tersebut dijadwalkan mengunjungi Israel dan Tepi Barat pada akhir pekan ini, kata beberapa laporan.

Tindakan itu mencerminkan ketakutan mengenai terungkapnya pendudukan Israel dan tindakan tidak adilnya terhadap rakyat Palestina dan tanah Palestina kepada rakyat Amerikat dan masyarakat internasional, kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh. "Israel memerangi siapa saja yang tidak menerima pendudukannya dan sejak dulu selalu berusaha membungkam dan mengintimidasi suara besar yang menyerukan perdamaian dan terwujudnya hak rakyat Palestina."

"Keputusan Israel terhadap Ilhan Omar dan Rashida Tlaib mempertegas bahwa rasisme dan demokrasi tak bisa harmonis." (*)