Mayoritas masjid di Sumbar masih pakai "kresek" bagikan daging
Padang (ANTARA) - Mayoritas masjid di Sumatera Barat masih menggunakan kantong plastik "kresek" untuk membagikan daging kurban pada Idul Adha 1440 Hijriah, meski sudah ada imbauan menggunakan pembungkus alami.
Ketua Pengurus Masjid Ar Raudhah Gunung Pangilun, Firdaus Ilyas di Padang, Minggu mengatakan pihaknya belum bisa memenuhi imbauan pemerintah itu karena pembungkus alami tersebut sulit dicari.
Apalagi sejak awal persiapan pengurus telah membeli plastik kresek untuk membagikan daging. Namun plastik itu dipastikan bukan yang bewarna hitam karena berbahaya untuk kesehatan.
Ia menyebut sangat mendukung kebijakan pemerintah itu, karena bisa pula menghidupkan perekonomian masyarakat kecil yang membuat pembungkus alami.
Tetapi sayangnya kebijakan itu belum diiringi aksi nyata dalam mendorong penjualan pembungkus alami jelang Idul Adha. Sulit mencari pembungkus yang tidak merusak lingkungan itu apalagi di perkotaan.
"Harusnya kalau ada kebijakan, ada pula aksi yang mengiringi. Jangan hanya menghimbau tanpa ada solusinya," kata dia.
Hal yang sama disampaikan panitia kurban Koto Nan Empat di Payakumbuh, Sumbar, Syafruddin. Ia menyebut panitia tidak sempat lagi mencari pembungkus alami itu karena imbauannya mepet.
Meski demikian ada masjid yang berupaya mengikuti imbauan itu, salah satunya Masjid Al Mubarak Kampung Teleang Batang Arau, Padang.
Panitia membungkus daging yang akan dibagikan menggunakan daun pisang.
Sebelumnya Gubernur Irwan Prayitno mengimbau masyarakat untuk menggunakan pembungkus alami untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik.
Imbauan itu ditujukan pula pada Wali Kota dan Bupati se-Sumbar agar ikut mensosialisasikan pada masyarakat.
Ketua Pengurus Masjid Ar Raudhah Gunung Pangilun, Firdaus Ilyas di Padang, Minggu mengatakan pihaknya belum bisa memenuhi imbauan pemerintah itu karena pembungkus alami tersebut sulit dicari.
Apalagi sejak awal persiapan pengurus telah membeli plastik kresek untuk membagikan daging. Namun plastik itu dipastikan bukan yang bewarna hitam karena berbahaya untuk kesehatan.
Ia menyebut sangat mendukung kebijakan pemerintah itu, karena bisa pula menghidupkan perekonomian masyarakat kecil yang membuat pembungkus alami.
Tetapi sayangnya kebijakan itu belum diiringi aksi nyata dalam mendorong penjualan pembungkus alami jelang Idul Adha. Sulit mencari pembungkus yang tidak merusak lingkungan itu apalagi di perkotaan.
"Harusnya kalau ada kebijakan, ada pula aksi yang mengiringi. Jangan hanya menghimbau tanpa ada solusinya," kata dia.
Hal yang sama disampaikan panitia kurban Koto Nan Empat di Payakumbuh, Sumbar, Syafruddin. Ia menyebut panitia tidak sempat lagi mencari pembungkus alami itu karena imbauannya mepet.
Meski demikian ada masjid yang berupaya mengikuti imbauan itu, salah satunya Masjid Al Mubarak Kampung Teleang Batang Arau, Padang.
Panitia membungkus daging yang akan dibagikan menggunakan daun pisang.
Sebelumnya Gubernur Irwan Prayitno mengimbau masyarakat untuk menggunakan pembungkus alami untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik.
Imbauan itu ditujukan pula pada Wali Kota dan Bupati se-Sumbar agar ikut mensosialisasikan pada masyarakat.