Berjaya sejak 1946, Pariaman klaim daerah pertama produksi Batik Tanah Liek di Sumbar

id Batik Tanah Liek

Berjaya sejak 1946, Pariaman klaim daerah pertama produksi Batik Tanah Liek di Sumbar

Seorang model sedang mengenakan salah satu motif batik sampan pada pengenalan batik kepada masyarakat saat penutupan Pariaman Expo 2019 di Pariaman, Sabtu (13/7). (Antara Sumbar/Aadiaat M.S)

Pariaman, (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman mengklaim sebagai daerah pertama yang memproduksi Batik Tanah Liek secara massal di Sumatera Barat yaitu sejak tahun 1946.

"Batik tersebut diberi nama Batik Sampan yang produksinya di Dusun Sampan, Desa Pungguang Ladiang, Kota Pariaman," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan catatan sejarah Pariaman merupakan pelabuhan penting pada masa penjajahan hingga pascakemerdekaan sehingga sejumlah tokoh daerah tersebut memanfaatkan potensi itu untuk membuat perusahaan batik.

Sejumlah tokoh penggagas atau yang mendirikan perusahaan batik tersebut di daerah itu adalah Bagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria, Sutan Salim, dan Sjamsudin.

Ia menyebutkan setidaknya ada belasan motif yang ada pada batik sampan di daerah itu di antaranya dalamak, burung, tabuik, batang kacang, sulaman benang emas, dan bungo salapan yang mana motif tersebut berasal dari kondisi alam dan kehidupan manusia di Pariaman.

Ia menjelaskan untuk motif dalamak yaitu lukisan tujuh bunga yang menggambarkan bahwa dulu terdapat tujuh suku di Pariaman sedangkan tabuik merupakan ikon wisata budaya di daerah itu.

"Begitu juga dengan motif lainnya, namun perkembangan batik di Pariaman mati suri sehingga kami sekarang mengangkatnya kembali," katanya.

Untuk itu lanjutnya, Pemkot Pariaman akan mengangkat kembali batik sampan dengan menjadikan batik tersebut sebagai salah satu baju aparatur sipil negara (ASN) dan siswa di daerah itu.

"Namun sebelum itu kami buat dulu lomba untuk merancang motif dan menyiapkan aturannya," ujarnya.

Sebagai langkah untuk mengangkat kembali batik sampan, kata dia pihaknya mengenalkan batik sampan kepada warga di daerah itu pada penutupan Pariaman Expo 2019 pada Sabtu malam (13/7) guna merangsang generasi muda untuk memiliki batik.

Sebelumnya Pemkot Pariaman bertekad mengangkat kembali batik tanah liat sampan yang diklaim dibawa oleh saudagar asal Jawa ke daerah itu pada 1946.

"Nanti kami buat aturannya yang mewajibkan ASN dan pegawai lainnya di Pariaman mengenakan batik ini minimal sekali seminggu," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar di Pariaman.

Ia mengatakan sebelum menerapkan aturan tersebut pihaknya terlebih dahulu akan menyiapkan desainnya sehingga motifnya dapat diterima oleh masyarakat luas. (*)