Payakumbuh (ANTARA) - Sebanyak sembilan orang Warga Negara Asing (WNA) tercatat tinggal di Kota Payakumbuh.
"Dari sembilan itu, tujuh orang memiliki kartu izin tinggal tetap (Kitap) dan dua lainnya memegang izin tinggal terbatas (Kitas)," kata Kepala Kantor Imigrasi Klas II Non TPI Agam, Dani Cahyadi di Payakumbuh, Rabu.
Ia menjelaskan dua WNA pemilik Kitas bekerja di pabrik pengolahan pinang di Payakumbuh dan tujuh WNA pemilik Kitab umumnya ikut istri atau suami.
Sementara untuk dua WNA yang bekerja di pabrik pinang, pihak Imigrasi menyebut bahwa warga Tiongkok tersebut tidak lagi bekerja di pabrik pengolahan pinang karena pabrik tersebut tidak lagi beroperasi.
"Sampai saat ini belum ada melapor ke kami, apakah masih di Indonesia atau bagaiamana karena memang izin tinggalnya masih berlaku," ungkapnya.
Kasi Intel Dakim Kantor Imigrasi Klas II Non TPI Agam, Denny Haryadi menambahkan dari segi jumlah, WNA di Kota Payakumbuh tidak banyak.
"Namun kita tetap waspada untuk mengawasi pergerakan mereka," ujarnya.
Jajaran Tim Pora akan memantau dan menginformasikan apabila ada pelanggaran-pelanggaran yang mungkin dilakukan WNA.
Menurutnya keberadaan WNA harus memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar.
"WNA jangan sampai menimbulkan kerugian dan justru tidak memberikan manfaat," katanya.
Berita Terkait
KSP: Program JKP bentuk komitmen negara jaga kesejahteraan buruh
Rabu, 1 Mei 2024 14:28 Wib
KPK: Pencegahan korupsi untuk hindarkan keuangan negara dari kerugian
Selasa, 30 April 2024 18:07 Wib
Kemenkumham Sumbar Konsultasi ke KPKNL Bukittinggi optimalkan pengelolaan Barang Milik Negara
Selasa, 30 April 2024 15:02 Wib
Gubernur: Korupsi berdampak buruk pada kualitas penyelenggaraan negara
Kamis, 25 April 2024 18:30 Wib
Persatuan Insinyur: Prioritas sektor industri kunci jadi negara maju
Rabu, 24 April 2024 15:34 Wib
Irak jadi negara terakhir yang lolos ke perempat final Piala Asia U-23
Selasa, 23 April 2024 5:19 Wib
Daftar tujuh negara yang lolos ke perempat final Piala Asia U-23
Senin, 22 April 2024 5:14 Wib
Pakar sebut serangan Iran berkaitan dengan kedaulatan negara
Senin, 15 April 2024 11:27 Wib