Minimalisasi dampak gempa dan tsunami, BMKG laksanakan sekolah lapang di Pariaman

id BMKG ,Sekolah Lapangan Geofisika,Tsunami,Gempa

Minimalisasi dampak gempa dan tsunami, BMKG laksanakan sekolah lapang di Pariaman

Wakil Walikota Pariaman, Sumbar Mardison Mahyuddin (kiri) mengalungkan tanda pengenal peserta Sekolah Lapang Geofisika yang dilaksanakan BMKG di Pariaman, Rabu (19/6). (Antara Sumbar/Aadiaat M.S)

Pariaman (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaksanakan sekolah lapang geofisika di Kota Pariaman, Sumatera Barat, guna meminimalisasi dampak gempa dan tsunami terhadap warga di daerah itu.

"Pariaman juga termasuk daerah yang rawan terhadap gempa dan tsunami sehingga diperlukan pembengkalan guna meminimalisir dampaknya," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono saat Sekolah Lapang Geofisika di Pariaman, Rabu.

Ia mengatakan untuk meminimalisasi dampak bencana tersebut pihaknya melaksanakan Sekolah Lapang Geofisika yang pesertanya dari Badan Penanggulanagan Bencana Daerah setempat, kelompok masyarakat, pihak sekolah, aparat, dan media.

Pada sekolah lapang tersebut pihaknya menyampaikan tentang potensi gempa bumi dan tsunami serta cara menghadapinya yang nantinya dilanjutkan dengan pelatihan terhadap peserta.

Peserta tersebutlah yang nantinya diharapkan menginformasikan kepada warga tentang gempa dan tsunami serta cara menyelamatkan diri.

Pihaknya mencatat semenjak 2009 sejumlah gempa bumi disertai peringatan dini tsunami menerjang Indonesia.

Adapun gempa bumi yang disertai peringatan dini tsunami yaitu di antaranya di Padang 2009, Mentawai 2010, Sumatera 2012, Halmahera 2014, Samudera Hindia Barat Mentawai 2016, Tasikmalaya 2017, Lombok dan Palu-Donggala 2018.

Sementara itu, Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi jika terjadi bencana gempa dan tsunami.

"Persiapan itu mulai dari membuat petas dan jalur evakuasi serta pemanfaatan gedung bertingkat sebagai shelter," katanya.

Ia mengatakan persiapan tersebut diperlukan karena sepanjang pantai Pariaman merupakan kawasan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.

Namun menurutnya sebagai daerah yang rawan bencana maka masyarakat harus memiliki ilmu agar dapat menyelamatkan diri dari bencana itu.

"Apalagi anggota BPBD yang harus memiliki ilmu lebih tentang gempa dari pada warga biasa," tambahnnya.