BPBD Agam dorong sekolah di rawan bencana bentuk KSBS

id Kelompok Siaga Bencana Sekolah,BPBD Agam,Agam supermarket bencana alam

BPBD Agam dorong sekolah di rawan bencana bentuk KSBS

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Agam, Yunaidi memberikan sosialisasi dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami bagi siswa SMAN 1 Tanjungmutiara, Senin (18/2). (Dok BPBD Agam)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mendorong seluruh sekolah yang berada di daerah rawan bencana alam untuk membentuk Kelompok Siaga Bencana Sekolah (KSBS).

"Ini dalam rangka mengurangi risiko bencana alam berupa banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami dan erupsi gununung merapi," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Agam, Yunaidi S di Lubukbasung, Selasa.

Keberadaan KSBS itu diharapkan mitigasi bencana bisa disampaikan secara terstruktur berupa pelatihan dalam menghadapi bencana, pertolongan terhadap korban dan lainnya hal ini mengingat Agam rentan terjadinya bencana alam.

"Bencana itu datang dengan tiba-tiba, tidak tau kita kapan datangnya. Karena itu kesiapan diri itu lebih penting dengan persentase sebesar 34,9 persen, kesiapan keluarga 31 persen, selebihnya dibantu oleh kesiapan orang lain, orang lewat dan tim SAR," tegasnya.

Ia mengakui, baru ada empat sekolah yang memiliki KSBS di daerah itu.

Sementara Kelompok Siaga Bencana Nagari atau desa adat sebanyak 49 kelompok dan Forum Pengurangan Resiko Bencana dua kelompok.

Pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk mendorong seluruh sekolah, nagari dan lainnya memiliki kelompok siaga bencana itu.

"Dengan cara itu kita menargetkan seluruh sekolah, nagari dan lainnya memiliki forum siaga bencana pada 2021," tambahnya.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara, Nasril, mengatakan pihaknya bakal membentuk KSBS dalam waktu dekat, mengingat sekolah itu berdekatan dengan pantai yang beresiko bencana gempa bumi dan tsunami.

Selama ini, BPBD setempat telah memberikan pengetahuan, simulasi gempa bumi dan tsunami.

"Banyak manfaat dan pengetahuan yang diserap dari narasumber. Semoga apa yang diberikan dapat menjadi pengetahuan dan bisa disebarluaskan di tempat tinggal," katanya. (*)