Hasil survei, investor lebih khawatir ekonomi global daripada risiko Pilpres

id investasi

Hasil survei, investor lebih khawatir ekonomi global daripada risiko Pilpres

Ilustrasi - investasi. (Antara)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Hasil survei Katadata Investor Confidence Index (KICI) menunjukkan kalangan investor lebih mengkhawatirkan kondisi ekonomi global daripada risiko keadaan politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilres) pada 17 April.

"Hingga tiga bulan mendatang, risiko yang dikhawatirkan ternyata adalah risiko ekonomi global. Di depan kita masih ada isu perang dagang. Perundingan masih sulit sedangkan politik dan ekonomi dalam negeri masih dinilai tidak mengkhawatirkan," kata Panel Ahli Katadata Insight Center (KIC) Damhuri Nasution pada diskusi di Jakarta, Rabu.

Menurut Damhuri Nasution, investor menilai dampak perang dagang dan normalisasi kebijakan moneter saat ini menjadi hal yang paling dikhawatirkan terkait kepastian investasi mereka.

Investor yang dimaksud dalam survei ini adalah manajer investasi, asuransi dan dana pensiun.

Dari hasil survei tersebut, dia memaparkan kekhawatiran investor terhadap perkembangan ekonomi global mencapai 40,1 persen.

Sementara itu, kekhawatiran lainnya terhadap risiko pasar modal faktor keamanan dalam negeri 20,3 persen, politik dalam negeri 25,6 persen, dan geopolitik internasional 9,9 persen.

Kondisi perekonomian dalam negeri menjadi persentase terendah terkait risiko yang mempengaruhi kondisi pasar modal yaitu hanya 4,1 persen.

Hasil survei KICI juga menunjukkan bahwa 66,3 persen dari investor menyatakan kondisi politik saat survei dilakukan masih kondusif. Sebanyak 54 persen responden pun tetap menyakini bahwa kondisi politik domestik masih stabil dan sangat stabil untuk tiga bulan ke depan.

Di sisi lain, investor masih optimistis melihat kondisi ekonomi dan pasar keuangan Indonesia di tahun politik ini hingga tiga bulan ke depan. Hal ini terbukti dari hasil survei triwulan I-2019 yang menunjukkan indeks KICI berada pada level 139,1.

Angka ini menandakan bahwa sebagian besar investor institusi optimistis melihat kondisi ekonomi dan pasar keuangan Indonesia pada saat ini dan tiga bulan ke depan.

Jika hasil indeks menunjukkan angka 0-99, persepsi investor sedang pesimistis, sedangkan jika di atas 101-200, persepsi investor terhadap ekonomi dan pasar keuangan sedang optimistis. Angka indeks 100 dikategorikan netral.

"Gejolak perekonomian global menjadi perhatian utama investor, namun mereka tetap optimistis terhadap prospek usahanya saat ini dan tiga bulan ke depan," kata Damhuri. (*)